Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Kepulauan Seribu: Ke Mana Larinya Uang dari Pengunjung Pantai Perawan?

Kompas.com - 03/10/2017, 21:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah mempertanyakan ke mana uang yang diterima warga Pulau Pari dari pengunjung Pantai Perawan.

Pengunjung yang masuk pantai itu biasanya diminta membayar sekitar Rp 3.500 sampai Rp 5.000.

"Orang juga tanya ke saya, ke mana larinya uang itu?" ujar Irmansyah di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (3/10/2017).

Irmansyah mengakui selama ini pemerintah belum banyak masuk dalam pengelolaan Pantai Perawan di Pulau Pari. Pantai tersebut selama ini dikelola mandiri oleh warga sekitar.

Biasanya, pemerintah hanya membantu dalam hal pengawasan dan kebersihannya saja oleh Satpol PP dan PPSU.

Namun, pada dasarnya pantai merupakan kewenangan pemerintah. Pengelolaan pantai harus atas izin pemerintah. Seharusnya, warga Pulau Pari diberdayakan oleh pemerintah agar bisa mengelola pantai dengan baik.

Baca: Warga Pulau Pari Protes, Renovasi Rumah Sendiri Dilarang oleh PT Bumi Pari Asri

Hal ini untuk menghindari kecurigaan bahwa uang dari pengunjung pantai digunakan untuk kepentingan pribadi.

"Harusnya setelah ditata baik ada retribusi. Menurut saya masyarakat harus diberdayakam tapi ini harus ditata dengan baik dulu. Jangan itu jadi konflik dan jadi keuntungan pribadi saja. Harus untuk kepentingan bersama," kata Irmansyah.

Sementara itu, Ketua RW 04 di Pulau Pari, Sulaiman, mengatakan selama ini Pantai Perawan dikelola sendiri oleh masyarakat tanpa campur tangan pemerintah.

Sulaiman menyebut uangnya digunakan untuk membantu warga sekitar yang membutuhkan.

"Uangnya ada yang buat anak yatim, para jompo, janda, mushola, madrasah, dan majelis taklim di sana," ujar Sulaiman.

Baca: Uang Pengunjung Pantai Perawan yang Dikelola Warga untuk Anak Yatim dan Janda

Ada presentase tertentu dalam pembagian uang dari pengunjung Pantai Perawan. Selain untuk anak yatim, uang juga digunakan untuk operasional pengelola pantai dan juga uang kas.

Dia membantah bahwa uang dari pengunjung Pantai Perawan digunakan untuk memperkaya diri sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com