Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Jokowi, Ahok, Lanjut Djarot, Nasib Kampung Apung Masih Murung

Kompas.com - 12/10/2017, 09:41 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya Kampung Apung. Sebuah kawasan permukiman padat penduduk yang berada di atas Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kapuk Teko, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat.

Lokasi ini dinamakan Kampung Apung lantaran kondisinya yang selalu tergenang air, rumah-rumah warga pun dibangun seperti rumah panggung yang membuatnya terlihat seolah mengapung di atas permukaan air.

Bukan air yang jernih, permukiman warga di kawasan ini berada di permukaan air yang keruh dan penuh sampah. Belum lagi ribuan makam yang terletak di bawah rumah-rumah panggung yang membuat kawasan ini tak layak digunakan sebagai tempat tinggal.

Masalah Kampung Apung menjadi perhatian khusus sejak pemerintahan mantan gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Baca: Warga Kampung Apung Belum Terima Kepastian Relokasi Tempat Tinggal

Di kawasan tersebut terdapat 3.810 makam yang terendam air selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Pada saat itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana memindahkan ribuan makam tersebut ke taman pemakaman umum (TPU) Tegal Alur. Ditargetkan pemindahan makam akan benar-benar rampung pada Oktober 2014 lalu.

Pendataan ahli waris pun dilakukan. Dari 3.810 makam, hanya ada sekitar 300 ahli waris saja yang berhasil didata.

Pada 26 Maret 2014, pengeringan kawasan Kampung Apung itu dimulai oleh sebuah tim gabungan yang terdiri dari Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat, Suku Dinas Kebersihan, Satpol PP Jakarta Barat, Polsek Cengkareng, dan TNI.

Baca: Warga Kampung Apung Menunggu Janji Jokowi Mengurus Masalah di Sana

Meski demikian, pada Juli 2014 pemindahan makam terhenti. Alasannya, terkendala anggaran.

Walikota Jakarta Barat Anas Effendi pada saat itu mengatakan bahwa untuk pemindahan makam di Kampung Apung pemerintah tinggal menunggu ABT (anggaran belanja tambahan) turun. Untuk mengurus ABT, kata Anas, dia sudah berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Menteri Dalam Negeri.

Meski demikian, lewat dari bulan Oktober 2014, Kampung Apung masih terendam oleh banjir permanen. Masalah ini belum bisa diselesaikan pemerintah meski telah 27 tahun warga hidup dengan air yang sudah kotor, bau busuk, dan penuh sampah.


Masalah baru

Kondisi Kampung Apung atau Kampung Teko di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat usai dibersihkan oleh Pasukan Oranye, Senin (28/8/2017). Untuk pertama kalinya kawasan ini bersih dari daratan sampah dan eceng gondok yang sudah berada di sana selama belasan tahun terakhir.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Kondisi Kampung Apung atau Kampung Teko di Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat usai dibersihkan oleh Pasukan Oranye, Senin (28/8/2017). Untuk pertama kalinya kawasan ini bersih dari daratan sampah dan eceng gondok yang sudah berada di sana selama belasan tahun terakhir.
Tak hanya masalah pemindahan makam yang menjadi polemik. Pada Desember 2014, Anas Effendi mengatakan akan segera menggusur rumah warga yang berada di permukiman Kampung Apung.

Menurut dia, penggusuran perlu dilakukan karena kawasan Kampung Apung akan terdampak proyek pembuatan jalan terusan dari Lebak Bulus menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Ketua RW di Pondok Pinang Takut Kebanjiran Usai Saluran Air Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Perampokan Minimarket di Bekasi, Warga: Polisi Jarang Patroli

Megapolitan
Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Pengamen di Cakung Pukul Pemuda Disabilitas karena Kesal Tak Diberi Uang

Megapolitan
Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Pengamat: Mestinya Oknum yang Disebut Aiman Diperiksa atau Melapor

Megapolitan
Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Minimarket di Bekasi Dirampok Komplotan Bersenjata, Warga Takut Jadi Korban

Megapolitan
Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Tekan Kemacetan di Pamulang dan Pondok Aren, Dishub Tangsel Bakal Terapkan Sistem Satu Arah

Megapolitan
RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien 'Caleg Gagal'

RSJ Dr Soeharto Heerdjan Tidak Siapkan Pelayanan Khusus bagi Pasien "Caleg Gagal"

Megapolitan
Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Warga: Dari Zaman Gubernur DKI Jokowi, Baru Sekarang Saluran Air di Jalan RA Kartini Diperbaiki

Megapolitan
Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Soal Wacana Gubernur Jakarta Akan Ditunjuk Presiden, F-PKS: Seperti Kembali ke Orba

Megapolitan
Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Fraksi PDI-P DKI Sebut Biaya Pilkada Jangan Jadi Alasan Atur Penunjukan Langsung Gubernur Jakarta

Megapolitan
Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Sebut Aiman Pantas Protes atas Laporannya, Pengamat: Ini Pasal Karet

Megapolitan
Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Minimarket di Sebelah Tokonya Dirampok, Alamsyah: Ini Baru Pertama Kali Terjadi

Megapolitan
Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Kritik Wacana Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, Fraksi PDI-P: Jangan Kebiri Hak Warga!

Megapolitan
Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Tolak RUU DKJ soal Gubernur DKI Ditunjuk Presiden, F-PKS: Harus Kembali ke Semula

Megapolitan
Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Belum Dapat Izin PUPR, Perbaikan Saluran Air di Pondok Pinang Baru Rampung Setengah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com