Baca: Hingga Kini Rencana Pemindahan Makam di Kampung Apung Masih Buntu
Jalur ini nantinya menjadi alternatif untuk mempersingkat waktu tempuh dan mengurangi kemacetan.
Meski demikian, warga menolak direlokasi.
"Warga Kampung Apung itu lebih milih bertahan di rumahnya. Dan senang kebanjiran saat musim hujan. Saya sudah bingung sama warga sana maunya apa," kata Anas di Kompleks Pemkot Jakarta Barat, Kamis (18/12/2014).
Kata Anas, Pemerintah Provinsi sudah berusaha memberikan ganti rugi sesuai dengan nilai jual obyek pajak (NJOP) dan memberikan rumah pengganti berupa rusunawa Daan Mogot dan Tambora. Tetapi, semuanya ditolak dan mereka memilih bertahan.
Belum juga rampung
Hingga hari ini, proses relokasi ribuan makam di kawasan Kampung Apung belum juga menemui solusi yang jelas.
Anas mengatakan, hingga kini petugas masih kesulitan menemukan letak kerangka manusia di kawasan tersebut.
"Karena emang udah lama kerendem, kalau makam (pemeluk agama) Budha itu kan ada nisannya, kalau yang Islam kan enggak boleh, rata," ujarnya ketika ditemui di Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, Rabu (2/7/2017).
Meski demikian, ia memastikan proses relokasi makam akan terus dilanjutkan mengingat pendataan terhadap ribuan makam yang terdapat di kawasan tersebut telah dilakukan.
"Makam itu kurang lebih 2000 Islam, 2000 Budha. Siap dipindahkan ke tegal alur oleh Dinas Pemakaman. Tinggal nunggu anggaran pemindahannya aja. Udah ada pendataan untuk makam," kata dia.
Tak hanya masalah makam, relokasi warga sebelum proyek pembangunan jalan terusan pun tak kunjung membuahkan hasil.
Saat ini, Kampung Apung masih terapung. Meski petugas telah berulang kali melakukan berbagai upaya pembersihan permukaan air dari sampah dan tanaman enceng gondok, Kampung Apung masih "murung".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.