Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Era Ahok, Rute Transjakarta Meluas hingga Pelosok Jakarta

Kompas.com - 13/10/2017, 10:19 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak tahun 2015, rute layanan bus transjakarta diperluas. Layanan bus yang tadinya hanya beroperasi di jalan-jalan utama di Kota Jakarta itu kini sudah melayani penumpang ke berbagai pelosok Jakarta, bahkan hingga ke wilayah kota-kota penyangga, seperti ke Bekasi, Depok dan Tangerang.

Jalan-jalan yang dilintasi pun tak lagi tergantung dengan adanya busway atau tidak. Sehingga saat ini, rute-rute yang dilayani bus transjakarta terbagi dua, yakni BRT (bus rapid transit) dan non BRT.

Rute BRT adalah rute yang operasionalnya melintasi busway, sedangkan non BRT adalah rute yang tidak melintasi jalur khusus tersebut.

Pada awal merealisasikan kebijakan ini, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok meyakini, memperluas layanan transjakarta bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor.

Sebab ia yakin pengguna motor akan lebih memilih naik bus yang nyaman dan murah, ketimbang membawa kendaraan sendiri. Sehingga kemacetan bisa diminimalisir.

Baca: Kini Halte Transjakarta Punya Smart Toilet

Saat beberapa tahun terakhir sampai dengan saat ini, tarif layanan bus transjakarta adalah sebesar Rp 3.500. Tarif ini berlaku sama untuk jarak jauh atau dekat. Dan dengan tarif ini pula, penumpang dapat berpindah rute tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.

"Karena orang pasti pada mikir, ngapain saya capek-capek naik motor, bayar bensin Rp 7.000. Mending motor saya titipin lalu saya naik bus dari Tangerang atau Bekasi," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Selasa (22/12/2015). 

Bus transjakarta rute Ciledug-Tegal Parang melintas di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Kota Tangerang, Senin (3/7/2017) siang. Armada bus transjakarta yang melintasi Ciledug dan jalan layang ke Tegal Parang dan Mampang Prapatan masih menjalani uji coba sebelum dioperasikan pada 17 Agustus 2017 mendatang.KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA Bus transjakarta rute Ciledug-Tegal Parang melintas di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Kota Tangerang, Senin (3/7/2017) siang. Armada bus transjakarta yang melintasi Ciledug dan jalan layang ke Tegal Parang dan Mampang Prapatan masih menjalani uji coba sebelum dioperasikan pada 17 Agustus 2017 mendatang.
Tidak hanya sekedar memperluas rute, Ahok juga mengajak agar para operator angkutan umum di Jakarta bergabung di bawah naungan PT Transportasi Jakarta. Tentunya dengan syarat menyediakan armada yang memenuhi standar.

Sebab dengan bergabung dengan PT Transjakarta, Ahok menjamin operator angkutan dan para sopir akan mendapat kepastian pendapatan. Pendapatan nantinya akan dihitung berdasarkan jarak kilometer yang ditempuh dan bukan lagi dari jumlah penumpang.

"Kalau enggak, kamu pasti bangkrut bersaing dengan kami. Kamu mau naik metromini butut bayar Rp 4.000 apa bayar Rp 3.500 yang bus AC? Sudah begitu seluruh jaringan transjakarta enggak usah bayar lagi," ujar Ahok.

Baca: Transjakarta Buka 2 Rute Baru, Ciputat-Bundaran HI dan BSD-Slipi

Data PT Transjakarta menyebutkan, saat ini rute yang dilayani bus transjakarta sudah terdiri dari 13 rute BRT yang di dalamnya sudah mencakup 11 rute perpanjangan; 25 rute integrasi dengan stasiun-stasiun kereta; 10 rute ke wilayah kota-kota penyangga; dan delapan rute ke rumah-rumah susun sederhana sewa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Menilik Padi Apung Waduk Elok Cakung, Solusi untuk Sawah Kebanjiran

Megapolitan
Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Sopirnya di Bawah Umur, Pemilik Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama Bakal Diperiksa Polisi

Megapolitan
Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Polisi Belum Tahan Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Beruntun di GT Halim Utama

Megapolitan
Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Mobil Patroli Polisi di Jakarta Selatan Dibawa Kabur Jambret yang Sedang Diamankan

Megapolitan
Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Polisi Masih Dalami Motif Oknum Sopir Grab Culik dan Peras Penumpang

Megapolitan
Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Momen Peserta Sanlat Ekspresi Baznas Diminta “Push Up” Karena Ketiduran saat Ada Seminar

Megapolitan
Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Polisi Amankan 1 Mobil sebagai Barang Bukti Kasus Pemerasan yang Dilakukan Sopir Grab

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 29 Maret 2024

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024

Megapolitan
Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Seorang Ibu Diduga Menipu, Jual Cerita Anak Sakit lalu Minta Uang Rp 300.000

Megapolitan
Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com