JAKARTA, KOMPAS.com - Koridor 13 Transjakarta yang melintasi Tendean dengan Ciledug, masih minim prasarana. Hal ini terlihat terutama di Halte Adam Malik, yang berbatasan dengan wilayah administratif Kota Tangerang.
Halte Adam Malik sendiri terdiri dari dua bagian, yakni khusus penumpang turun dari arah Tendean, dan khusus penumpang naik dari arah Ciledug.
Sayangnya, kedua halte yang terletak di tengah, sebidang dengan jalan raya, belum dilengkapi dengan trotoar.
Di sisi jalan dari Ciledug arah Kebayoran, pejalan kaki harus berjalan di lahan milik bangunan sekitar seperti Universitas Budi Luhur, pertokoan, dan ruko-ruko.
Baca: Seminggu Sekali, Sandiaga Akan Lari ke Balai Kota Sambil Pantau Pembangunan Trotoar
Sementara di sisi satunya, pejalan kaki harus berebut ruas jalan dengan kendaraan. Pasalnya, di depan Apartemen Gateway Pesanggrahan, tidak ada trotoar. Selain itu, banyak trotoar di atas saluran air yang bolong, dan banyak juga yang terhalang tiang listrik.
Kepala Seksi Prasarana Jalan dan Utilitas Jakarta Selatan Agus Indroyono mengakui sepanjang Jalan Ciledug Raya memang perlu trotoar. Sayangnya, pihaknya belum merencanakan pembangunan trotoar di sepanjang ruas itu.
"Rencana, kami belum ada, tahun depan juga belum (dianggarkan)," kata Agus ketika dikonfirmasi, Rabu (18/10/2017).
Baca: Rapat Perdana, Anies Minta Tiang di Trotoar Segera Dirapikan
Agus mengatakan dengan kondisi yang ada, sulit untuk mewujudkan trotoar. Pasalnya, ruas jalan sendiri sudah sempit. Trotoar harus memiliki lebar minimal 1,8 meter agar cukup untuk jalan dua orang.
"Butuh pembebasan lahan dulu, sisa jalan belum memadai dan sesuai lebar jalan di tataran kota," ujar Agus.
Adapun Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengadaan Lahan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Eko Mardiyanto mengatakan sementara ini pihaknya baru membebaskan tiga bidang berupa halaman ruko yang berada di sisi ramp off. Pembebasan lahan lainnya di sekitar halte belum dianggarkan.
"Sekarang belum ada pembebasan lahan lagi," ujarnya.