Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Sewa Kios Jadi Alasan PKL Tanah Abang Berjualan di Trotoar

Kompas.com - 18/10/2017, 13:58 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pedagang kaki lima (PKL) di depan Stasiun Tanah Abang, Ayu (40), mengatakan setiap harinya selalu ada petugas yang menertibkan agar dia tak berjualan di trotoar. Ketika petugas datang, Ayu pun harus segera mengumpat masuk ke dalam kios milik orang lain.

"Saya biasa di sini dari pagi, setiap hari pasti ada petugas. Ya kalau ada petugas kita ke dalam, kalau enggak ada ya kita keluar lagi," ujar Ayu kepada Kompas.com di depan Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).

Ia mengatakan, lebih memilih untuk berjualan di trotoar, karena harga sewa lebih murah. Untuk bisa berjualan di trotoar, Ayu mengaku membayar sebesar Rp 1,5 juta per bulan. Namun, Ayu enggan menjelaskan kepada siapa dia harus membayar sewa.

"Kalau di kios kan minimal Rp 40 juta setahun apa sebulan enggak tau saya. Tapi di jalan gini kan minimal (bayar sewa) Rp 1,5 juta, tapi ya kalau ada petugas ya risiko kita," kata Ayu.

Baca: PKL Okupasi Trotoar, Tanah Abang Masih Semrawut

Hal senada dikatakan Azzam (46), PKL yang biasa menjual baju di trotoar. Selain harga sewa lebih murah, dagangannya juga lebih laku jika berjualan di trotoar.

"Kalau bisa ya kaya gini aja (berjualan) di jalan. Kalau ditempatin di tempat yang lain kan kadang pembeli enggak ada yang mau. Kaya di blok G, kan enggak yang masuk ke sana," ujar Azzam.

PKL berjualan di sekitaran Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).KOMPAS.COM/Anggita Muslimah PKL berjualan di sekitaran Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (18/10/2017).
PKL yang menjual baju ini juga mengatakan jika harus dipindahkan, lalu mengontrak kios, tentu saja mahal. Azzam berharap tetap bisa berjualan tanpa harus bayar sewa yang mahal.

Baca: Lulung: Trotoar di Tanah Abang Kegedean

Sementara itu, PKL lainnya, Denny (35), berharap pemerintah DKI dapat berkoordinasi dengan para pedagang.

"Kalau ada petugas, kita minggir ya. Kita masuk ke dalam dan rapihin, dan orang-orang (yang jalan di trotoar) bisa lewat," kata Denny.

"Sekarang kalau enggak ada PKL kan sepi Tanah Abang. Ya diatur, tapi tertib gitu aja sih. Ada koordinasi juga, jadi enggak ada tarik-tarikan. Kita kan cari duit juga," lanjut Denny.

Kompas TV Sat Pol PP Razia PKL di Jalan dan Trotoar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com