Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Lihat Rusun Terakhir Era Jokowi-Ahok-Djarot? Ini Penampakannya...

Kompas.com - 18/10/2017, 14:09 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Melintas di Jalan Raya Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, tepatnya di depan Museum Tekstil, terlihat tiga bangunan tinggi bercat warna warni berdiri dengan gagahnya.

Memasuki sebuah gang di Jalan KS Tubun, terpampang dengan jelas sebuah plang besar bertuliskan "Rusunawa (Rumah Susun Sesehana Sewa) KS Tubun".

Bangunan Rusunawa KS Tubun yang mulai dikerjakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pada awal tahun 2016 tersebut telah selesai dikerjakan pada April 2017.

Kompas.com mencoba memasuki kawasan rusunawa untuk melihat fasilitas yang tersedia di rusunawa yang belum mulai dihuni tersebut.

Meski demikian, petugas keamanan yang berjaga, Muhammad Ali, tak mengizinkan memasuki bangunan rusunawa.

Muka depan Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.(doc. Dinas Perumahan) Muka depan Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Kompas.compun menuju gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan rusunawa.

Bertemulah dengan Kabid Pembangunan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta, Triyanto.

Menurut Triyanto, Rusun yang dibangun sejak 2014 ini sudah selesai pada April 2017. Rusun ini adalah yang terakhir dibangun pada era Pemerintahan Gubernur 2012-2017, yakni Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan Djarot Saiful Hidayat.

"Rusun KS Tubun ini jadi Rusun terakhir yang selesai dibangun di era pemerintahan Jokowi, Ahok, Djarot. Tepatnya selesai di bulan April 2017 pada masa pemerintahan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Soni Sumarsono," kata Tri yang ditemui di ruangannya, Rabu (18/10/2017).

Menurut dia, pembangunan sudah selesai 100 persen.

"Namun belum mulai ditempati karena kami masih melakukan berbagai macam pembahasan," ujar dia.

Unit-unit hunian Rusunawa KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.(doc. Dinas Perumahan) Unit-unit hunian Rusunawa KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Tri menyebutkan, rusunawa tersebut terdiri dari 3 bangunan tower yang masing-masing terdiri dari 16 lantai. Ada sebanyak 524 unit hunian tipe 36 tersedia di sana.

"Tugas kami membangun sudah selesai, nantinya untuk penentuan apakah rusun itu akan dihuni oleh warga biasa atau warga relokasi akan dibahas lebih lanjut," kata dia.

Tri melanjutkan, bangunan rusun tersebut dilengkapi berbagai macam fasilitas lengkap. Tersedia lift di setiap tower untuk memudahkan penghuni menuju unit huniannya masing-masing.

Baca: Kerja Sama Pembangunan Rusun Pasar Minggu Segera Diteken

Kamera Closed Circuit Television juga telah dipasang di berbagai sudut ruangan untuk memastikan keamanan penghuni rusun.

"Listrik dan air juga sudah tersedia di sana. Nanti setelah ada keputusan kesepakatan harga sewa rusun itu langsung dapat dihuni," kata dia.

Dalam sejumlah dokumentasi foto yang ditunjukkan, pencahayaan di dalam rusunawa tampak baik.

"Nantinya kami juga akan atur masalah pembuangan sampah. Karena ini ada 16 lantai kami tidak membuat sap (cerobong) sampah seperti dibrusun 6 lantai. Tapibada troli-troli sampah dibsetiap lantai yang akan diambil petugas setiap harinya," kata dia.

Tri mengatakan, nantinya rusun ini akan dikelola oleh Unit Pengelola Rumah Susun (UPRS) Jati Rawasari yang semula hanya bertugas mengelola Rusun Jati Rawasari dan Rusun Karanganyar.

Lift yang tersedia di Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.(doc. Dinas Perumahan) Lift yang tersedia di Rusun KS Tubun yang terletak di Jalan KS Tubun, Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.

Lokasi strategis

Rusunawa KS Tubun terletak di kawasan yang sangat strategis. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke Stasiun Tanah Abang dan pusat perniagaan Pasar Tanah Abang.

Letak Rusunawa KS Tubun dan Stasiun Tanah Abang hanya dibatasi terusan Kali Ciliwung. Sehingga untuk menuju stasiun penghuni tinggal berjalan sekitar 200 meter saja.

Baca: Pemprov DKI Wacanakan Pembangunan Rusun Transit di Ancol

Begitu juga dengan Pasar Tanah Abang yang letaknya tak jauh dari stasiun. Penghuni rusun pun nantinya dapat menuju pasar dengan mudah, baik dengan berjalan kaki atau menggunakan angkutan kota (angkot) yang tersedia.

Akses menuju rusunawa itupun sangat mudah. Dengan angkutan umum, anda yang melakukan perjalanan di rute Jakarta Kota dapat menggunakan angkot M08 rute Tanah Abang-Kota, berhenti di Museum Tekstil dan berjalan sekitar 200 meter menuju rusunawa.

Bagi anda yang datang dari Kebayoran dapat menggunakan angkot M09 rute Tanah Abang-Kebayoran. Sedangkan bagi anda yang datang dari Cileduk dapat menempuh perjalanan menuju rusun dengan angkutan Kopaja P16.

Kedua jenis kendaraan ini juga dapat anda gunakan untuk menyambung perjalanan dari Halte Transjakarta Slipi Petamburan menuju Museum Tekstil yang lokasinya sangat dekat dengan rusunawa.

Kompas TV Tunggak Bayar Sewa, 105 Unit di Rusunawa Tambora Disegel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com