Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Agama: Santri Harus Kuasai Teknologi Digital

Kompas.com - 22/10/2017, 08:13 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta para santri untuk dapat menguasai teknologi digital di era teknologi informasi seperti sekarang ini.

Dengan cara itu, santri diyakini akan dapat berperan lebih dalam menjaga eksistensi bangsa.

"Sekarang tidak ada pilihan lain, tiap kita santri (harus) menguasai teknologi digital," kata Lukman, di sela peringatan hari santri nasional di Semarang, Sabtu (21/10/2017) malam.

Menteri Lukman mengatakan, tantangan menjaga eksistensi Indonesia ke depan semakin berat. Di era teknologi, semua orang menjadi "umat digital" yang dipenuhi berbagai macam informasi, baik positif atau negatif.

Menurut politisi PPP ini, para santri juga harus mampu menjawab tantangan untuk mempertahankan yang baik, serta melakukan inovasi di masa depan.

"Maka, tantangan nilai Islam yang moderat (washatan), Islam nusantara harus mampu dirawat, dengan memanfaatkan teknologi," ucap Lukman.

(Baca juga: Santri Diminta Lebih Aktif Menangkal Penyebaran Paham Radikal)

Ia pun menilai, ke depannya wajah Islam di Indonesia tergantung dari cara umat menjaganya. Adapun salah satu wajah keislaman Indonesia itu ialah wajah pesantren.

"Wajah pesanten adalah wajah Indonesia dan dunia. Karena pesantren itu miniatur Indonesia, dengan jumlah umat Muslim terbesar yang diwariskan para ulama dijaga di pesantren. Itulah wajah Indonesia," ujar dia.

Lukman menambahkan, sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia dapat ambil bagian mengubah wajah keislaman di dunia. Hal demikian dapat terlaksana karena era teknologi telah mengubah batas wilayah administratif. Semua telah menjadi warga dunia.

Oleh karena itu, para santri diminta untuk dapat mengisi ruang digital itu dengan terus menyebarkan konten-konten positif.

"Harus menguasai media sosial. Kalau tidak akan diisi oleh mereka yang bertolak belakang dari warisan ulama," ucap dia.

Kompas TV Tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, persoalan terhadap kehadiran kelompok-kelompok radikal yang mengancam keberagaman di Indonesia masih muncul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com