Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Kendala Penyelesaian Proyek MRT Jakarta?

Kompas.com - 23/10/2017, 10:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembebasan lahan menjadi satu-satunya masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan dalam proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) di Jakarta.

Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Tubagus Hikmatullah menyatakan, masih ada tiga bidang lahan yang sampai saat ini belum dibebaskan. Lokasinya berada di sekitar Stasiun Haji Nawi di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.

"Dari tiga bidang lagi yang belum bebas, satu bidang posisinya untuk area entrance stasiun dan dua bidang untuk area drop off," kata Hikmat kepada Kompas.com, Senin (23/10/2017).

Area entrance yang dimaksud oleh Hikmat adalah jalur masuk yang menghubungkan trotoar dengan area stasiun. Sedangkan area drop off adalah jalur untuk kendaraan yang ingin menaik atau turunkan penumpang yang akan masuk atau baru saja keluar dari stasiun.

Baca juga : Pembebasan Lahan MRT Sulit karena Warga atau Ulah Oknum Pemerintah?

Hikmat mengatakan, secara keseluruhan pengerjaan kontruksi sipil proyek MRT Jakarta secara keseluruhan hingga per 30 September 2017 sudah mencapai 80,16 persen.

"70,16% untuk pekerjaan konstruksi layang dan 90,26 untuk pekerjaan konstruksi bawah tanah," ujar Hikmat.

Jalur MRT Jakarta fase satu akan menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI. Jalur ini akan terdiri dari jalur layang dari Lebak Bulus-Sisingamangaraja, dan jalur bawah tanah dari Sisingamangaraja-Bundaran HI.

Baca juga : DKI Diingatkan Penuhi Tahapan Hukum Sebelum Eksekusi Lahan untuk MRT

Jalur layang akan dilayani oleh tujuh stasiun, meliputi Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Sedangkan jalur bawah tanah akan dilayani enam stasiun, yakni Stasiun Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setia Budi, Dukuh Atas dan Bundaran HI.

Baca juga : Uang Ganti Rugi MRT untuk Warga Fatmawati Berbeda-beda

Layanan MRT Jakarta ditargetkan beroperasi Maret 2019, dan diupayakan sudah mulai diuji coba pada Desember 2018.

Kompas TV Tidak sepakat ganti rugi, Mahesh Lalmalani menggugat pelaksana proyek MRT senilai RP 1 Miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com