Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Groundbreaking oleh 2 Menteri, Proyek Rusun Stasiun Pondok Cina Terhenti

Kompas.com - 24/10/2017, 11:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Lahan untuk lokasi pembangunan rumah susun di Stasiun Pondok Cina, Depok terpantau sudah difungsikan kembali untuk tempat parkir kendaraan.

Sama sekali tak ada aktivitas proyek di sana. Tak tampak pula alat berat yang beberapa pekan lalu sudah ditempatkan di lokasi tersebut.

Pemandangan itulah yang terlihat saat Kompas.com menyambangi lokasi tersebut pada Selasa (24/10/2017).

Groundbreaking proyek pembangunan rusun di Stasiun Pondok Cina sebenarnya sudah dilakukan pada 2 Oktober silam. Saat itu, sebagian area parkir stasiun yang dialokasikan untuk rusun tampak sudah dipagari. Namun, sebagian pagar tersebut kini sudah dibongkar.

Baca juga : Wali Kota Depok: Rusun TOD Pondok Cina Belum Berizin

Di lokasi terlihat ada salah seorang pekerja yang tengah sibuk mengecat pagar yang tak dibongkar. Menurut dia, sejak awal memang belum ada kegiatan pembangunan di sana.

"(Kalau ada alat berat) itu karena ada menteri dateng. Abis itu udah enggak ada apa-apa," ujar pekerja tersebut.

Proyek rusun di Stasiun Pondok Cina merupakan kerja sama antara Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Belakangan proyek rusun berkonsep transit oriented development (TOD) ini menuai masalah sebab belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kota Depok.

Baca juga : Wali Kota Depok Ancam Tak Terbitkan IMB untuk Rusun TOD Pondok Cina

Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menyatakan, belum diterbitkannya IMB untuk Rusun Stasiun Pondok Cina karena belum terpenuhinya syarat lebar jalan atau right of way (ROW).

Menurut Idris, lokasi rusun TOD di Stasiun Pondok Cina berjarak 13 meter dari Jalan Margonda. Artinya, rusun tersebut harus punya jalan akses penghubung dengan lebar minimal 20 meter. Lebar itulah yang disebutnya tak ditemui di jalan akses yang ada saat ini.

"Kalau di bawah 13 meter dari jalan raya, itu boleh (lebar jalan di bawah 20 meter). Seperti (apartemen di pinggir) Margonda itu tidak sampai 13 meter masuknya. Karena Jalan Margonda itu yang jadi ROW-nya," kata Idris di Balai Kota Depok, Rabu (11/10/2017).

Saat groundbreaking pada 2 Oktober, Idris ataupun wakilnya, Pradi Supriyatna tak hadir dalam acara yang dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno itu.

Menurut Idris, groundbreaking proyek tersebut seharusnya belum boleh dilakukan saat IMB belum diterbitkan.

Baca juga : Apartemen Murah Nempel Stasiun Pondok Cina Cuma Rp 224 Juta

"Saya enggak tahu siapa yang mengistilahkan groundbreking. Yang jelas kami pemerintah ketika dapat undangan, saya bilang tidak ada istilah groundbreaking sebab mereka belum ada IMB," kata Idris.

Di rusun yang terletak di Stasiun Pondok Cina ini, rencananya akan dibangun empat tower dengan jumlah total hunian mencapai 3.693 unit. Unit hunian yang disediakan terdiri atas komposisi hunian rusunami dan anami tipe studio hingga tiga kamar tidur.

Selain di Pondok Cina, proyek serupa juga dilaksanakan di beberapa stasiun lainnya di Jabodetabek, di antaranya di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan dan Senen, Jakarta Pusat.

Pembangunan rusun di lahan stasiun diketahui dilatarbelakangi keberadaan kereta rel listrik (KRL) commuter line sebagai salah satu moda transportasi andalan masyarakat yang bermukim di kawasan Jabodetabek.

Baca juga : Lebih dari 1.000 Unit Apartemen Murah Nempel Stasiun Pondok Cina

Saat ini, mayoritas pengguna kereta harus mengarungi jarak tempuh antara rumah dan stasiun sejauh rata-rata 1-10 kilometer. Kondisi ini yang kemudian mendorong perlunya hunian yang terintegrasi atau dekat dengan stasiun KRL.

Karena itu, keberadaan rusun TOD diyakini akan mendekatkan jarak pengguna kereta api, menciptakan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup di perkotaan.

Kompas TV Joko Widodo memulai pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik yang bisa dimiliki warga dengan uang muka atau DP 1 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com