DEPOK, KOMPAS.com - Lahan untuk lokasi pembangunan rumah susun di Stasiun Pondok Cina, Depok terpantau sudah difungsikan kembali untuk tempat parkir kendaraan.
Sama sekali tak ada aktivitas proyek di sana. Tak tampak pula alat berat yang beberapa pekan lalu sudah ditempatkan di lokasi tersebut.
Pemandangan itulah yang terlihat saat Kompas.com menyambangi lokasi tersebut pada Selasa (24/10/2017).
Groundbreaking proyek pembangunan rusun di Stasiun Pondok Cina sebenarnya sudah dilakukan pada 2 Oktober silam. Saat itu, sebagian area parkir stasiun yang dialokasikan untuk rusun tampak sudah dipagari. Namun, sebagian pagar tersebut kini sudah dibongkar.
Baca juga : Wali Kota Depok: Rusun TOD Pondok Cina Belum Berizin
Di lokasi terlihat ada salah seorang pekerja yang tengah sibuk mengecat pagar yang tak dibongkar. Menurut dia, sejak awal memang belum ada kegiatan pembangunan di sana.
"(Kalau ada alat berat) itu karena ada menteri dateng. Abis itu udah enggak ada apa-apa," ujar pekerja tersebut.
Proyek rusun di Stasiun Pondok Cina merupakan kerja sama antara Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Belakangan proyek rusun berkonsep transit oriented development (TOD) ini menuai masalah sebab belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Kota Depok.
Baca juga : Wali Kota Depok Ancam Tak Terbitkan IMB untuk Rusun TOD Pondok Cina
Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menyatakan, belum diterbitkannya IMB untuk Rusun Stasiun Pondok Cina karena belum terpenuhinya syarat lebar jalan atau right of way (ROW).
Menurut Idris, lokasi rusun TOD di Stasiun Pondok Cina berjarak 13 meter dari Jalan Margonda. Artinya, rusun tersebut harus punya jalan akses penghubung dengan lebar minimal 20 meter. Lebar itulah yang disebutnya tak ditemui di jalan akses yang ada saat ini.
"Kalau di bawah 13 meter dari jalan raya, itu boleh (lebar jalan di bawah 20 meter). Seperti (apartemen di pinggir) Margonda itu tidak sampai 13 meter masuknya. Karena Jalan Margonda itu yang jadi ROW-nya," kata Idris di Balai Kota Depok, Rabu (11/10/2017).
Saat groundbreaking pada 2 Oktober, Idris ataupun wakilnya, Pradi Supriyatna tak hadir dalam acara yang dihadiri Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno itu.
Menurut Idris, groundbreaking proyek tersebut seharusnya belum boleh dilakukan saat IMB belum diterbitkan.
Baca juga : Apartemen Murah Nempel Stasiun Pondok Cina Cuma Rp 224 Juta
"Saya enggak tahu siapa yang mengistilahkan groundbreking. Yang jelas kami pemerintah ketika dapat undangan, saya bilang tidak ada istilah groundbreaking sebab mereka belum ada IMB," kata Idris.
Di rusun yang terletak di Stasiun Pondok Cina ini, rencananya akan dibangun empat tower dengan jumlah total hunian mencapai 3.693 unit. Unit hunian yang disediakan terdiri atas komposisi hunian rusunami dan anami tipe studio hingga tiga kamar tidur.
Selain di Pondok Cina, proyek serupa juga dilaksanakan di beberapa stasiun lainnya di Jabodetabek, di antaranya di Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan dan Senen, Jakarta Pusat.
Pembangunan rusun di lahan stasiun diketahui dilatarbelakangi keberadaan kereta rel listrik (KRL) commuter line sebagai salah satu moda transportasi andalan masyarakat yang bermukim di kawasan Jabodetabek.
Baca juga : Lebih dari 1.000 Unit Apartemen Murah Nempel Stasiun Pondok Cina
Saat ini, mayoritas pengguna kereta harus mengarungi jarak tempuh antara rumah dan stasiun sejauh rata-rata 1-10 kilometer. Kondisi ini yang kemudian mendorong perlunya hunian yang terintegrasi atau dekat dengan stasiun KRL.
Karena itu, keberadaan rusun TOD diyakini akan mendekatkan jarak pengguna kereta api, menciptakan efisiensi biaya, waktu, dan tenaga, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup di perkotaan.