Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejanggalan-kejanggalan Terbakarnya Pabrik Mercon di Kosambi

Kompas.com - 28/10/2017, 05:24 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terbakarnya pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya di Kosambi, Kabupaten Tangerang masih penuh tanda tanya.

Pihak kepolisian hingga kini belum bisa menyimpulkan apa penyebab pasti pabrik itu dilalap si jago merah.

Tim Pusat Laboratorium Forensik Polri telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan membawa beberapa barang bukti untuk mencari tahu apa pemicu kebakaran yang menewaskan 47 orang itu.

Selagi penyebab kebakaran belum diketahui, sejumlah kejanggalan dalam peristiwa tragis itu pun ikut muncul kepermukaan.

Kondisi pabrik mercon itu saat terjadinya kebakaran masih simpang siur. Sejumlah saksi mengatakan, kondisi pintu utama pabrik terkunci saat kobaran api melahap bangunan itu.

Komandan Petugas Pemadam Kebakaran Tangerang, Darda Khadafi, yang tiba di lokasi saat pabrik masih terbakar, mengaku menemukan pintu gerbang dalam kondisi terkunci.

"Korban ada di dalam bertumpuk, ada produksi, pintu gerbang dikunci, tidak ada akses keluar," kata Darda kepada KompasTV, Jumat (28/10/2017).

Selain itu, beberapa warga sekitar pabrik juga menyebut karyawan menggedor-gedor pintu gerbang.

Kondisi gudang mercon yang terbakar di Tangerang, Jumat (27/10/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Kondisi gudang mercon yang terbakar di Tangerang, Jumat (27/10/2017).

Tio, pengelola gedung serbaguna Salembaran Raya di seberang pabrik kembang api, juga menyebut hal yang sama. Dia mengatakan, setelah ledakan pertama, terdengar suara pegawai yang menggedor-gedor gerbang depan pabrik tersebut.

"Selain memukul-mukul gerbang itu dari dalam, mereka juga berteriak meminta tolong," kata Tio seperti dikutip dari Harian Kompas.

Kendati begitu, polisi tetap bersi kukuh bahwa pintu utama pabrik tersebut tak terkunci saat peristiwa itu terjadi. Sebab, menurut polisi ada sejumlah karyawan yang menyelamatkan diri melalui pintu itu.

"Jadi keterangan dari saksi, ada beberapa orang korban yang lari lewat pintu depan. Ada keluarga pemilik umurnya 70 tahun juga lari lewat pintu depan. Jadi pintu depan tak dikunci," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Menurut Argo, para korban lebih memilih menyelamatkan diri melalui bagian belakang pabrik karena saat itu bagian depan pabrik terbakar.

Bahkan, warga membobol tembok belakang pabrik untuk membantu mengevakuasi para korban.

"Pas di pintu depan ada gudang terbakar juga, korban tidak berani lewat situ karena panas dan asap tebal," kata Argo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com