Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyesalan Palsu Dokter Anwari, Sang Penganiaya dan Penodong Senjata

Kompas.com - 31/10/2017, 09:27 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masih ingat dengan dokter Anwari? Dokter spesialis saraf yang ditangkap karena menganiaya petugas parkir Mal Gandaria City.

Dia yang pernah mengaku menyesal melakukan penganiayaan, kembali berulah. Ia kembali menodongkan senjata kepada orang lain.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan menjelaskan, sehari setelah insiden di basement Gandaria City, ia ditahan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2017).

Anwari kemudian mengajukan penangguhan penahanan, dan dikabulkan oleh polisi.

"Ya ada penangguhan karena pertimbangannya, ya sudah ini proses penyidikannya juga sudah selesai, sudah maksimal, sudah cukup, maksudnya begitu," kata Iwan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Senin (31/10/2017).

Baca juga : Dokter yang Aniaya Petugas Parkir Gandaria City Todongkan Senjata Lagi

Keyakinan polisi mengabulkan penangguhan penahanan ini ternyata salah. Sebab, pada Sabtu (28/10/2017) kemarin, Anwari kembali berulah.

Kanit Reskrim Polsek Pesanggrahan Iptu Budi Bowo Leksono mengatakan, kejadian berlangsung sekitar pukul 21.00. Anwari terlibat cekcok dengan Ketua RT di Jalan Cempaka.

Baca juga : Polisi: Pistol Penganiaya Petugas Parkir Gandaria City Jenis Walther

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan  saat berada diMapolsek Metro Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (8/10/2017).  Kompas.com/Alsadad Rudi Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Iwan Kurniawan saat berada diMapolsek Metro Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (8/10/2017).
"Awalnya tersangka juga sempat berulah dengan warganya di Bengkel, kemudian ia bertemu dengan korban (Ketua RT) terlibat cekcok," ujar Budi ketika dikonfirmasi.

Budi tidak menjelaskan latar belakang yang membuat Anwari kembali mengamuk. Ia menyebut sempat ada pemukulan terhadap sang Ketua RT dan satpam setempat.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan bahkan menyebut Anwari menodongkan senapan angin.

Baca juga : Pistol Penganiaya Petugas Parkir Gandaria City Legal

"Untuk kasus terkait dengan Saudara Dokter Anwari, kami proses di Polsek Kebayoran Lama. Namun demikian ada beberapa laporan lagi yang kami terima, yaitu ada di Polsek Pesanggrahan, dan ada di Polres Jakarta Selatan," kata Iwan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Senin (30/10/2017).

Iwan menyebut ada empat laporan dari masyarakat terkait ulah Anwari. Laporan pertama dibuat di Polsek Pesanggrahan pada Januari 2017.

Kedua, laporan penembakan dan penganiayaan di Gandaria City pada 6 Oktober 2017 lalu. Setelah itu, ada lagi satu laporan masuk ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk kasus serupa.

Baca juga : Penyesalan Sang Dokter yang Tolak Bayar Parkir Rp 5.000 di Gandaria City

"Pada waktu ada kejadian yang di Kebayoran Lama (Gandaria City), dia (pelapor) lihat di TV baru dia lapor," ujar Iwan.

Setelah Anwari ditangkap dan ditangguhkan, ada lagi laporan ke Polsek Pesanggrahan dari Ketua RT Jalan Cempaka. Anwari kini ditahan kembali di Mapolrestro Jakarta Selatan.

Kompas TV Anwari merupakan tersangka penodongan dan penganiayaan terhadap petugas parkir di sebuah mal di Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com