Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kepala Forensik RS Polri yang Harap-harap Cemas Tunggu Jasad Surnah Dijemput

Kompas.com - 02/11/2017, 08:54 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Siang itu, usai menggelar konferensi pers (Jumat, 27/10/2017), Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati, Komisaris Besar Polisi dr. Edy Purnomo, sibuk dengan telepon genggamnya.

Ia menunggu kabar dari keluarga Surnah, korban kebakaran pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses di Kabupaten Tangerang.

Surnah adalah gadis berusia 14 tahun yang jasadnya pertama kali berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI (Digital Visual Interface) RS Polri Kramat Jati.

Jenazah Surnah yang tiba di RS Polri Kramat Jati sesaat setelah peristiwa kebakaran hebat terjadi pada Kamis, (26/10/2017).

Kamis pagi Edy pun segera menghubungi keluarga korban. Namun hingga siang itu keluarga Surnah tak kunjung tiba.

Baca juga : Polisi: Tak Ada Biaya Pengambilan Jenazah Korban Kebakaran Mercon 

"Selesai hasil identifikasi kami rilis. Sampai jam 14.00 WIB hari Jumat enggak ada kabar juga dari keluarga sudah berangkat belum. Lalu saya telepon lagi," ujar Edy saat ditemui Kompas.com, Rabu (1/11/2017).

Setelah dihubungi kembali, ibunda Surnah menjelaskan bahwa dirinya masih berada di Tangerang dan sedang melakukan persiapan.

Kepada Edy, ibunda Surnah ternyata juga menyampaikan kebimbangannya saat itu.

"Katanya dia takut kalau sampai di rumah sakit disuruh bayar biaya memandikan jenazah atau sewa ambulans. Dia bilang enggak punya uang. Ya saya bilang, siapa yang suruh bayar?" cerita Edy.

Lima jenazah korban ledakan pabrik mercon dibawa menuju Tangerang dari RS Polri, Senin (30/10/2017) sore.Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com Lima jenazah korban ledakan pabrik mercon dibawa menuju Tangerang dari RS Polri, Senin (30/10/2017) sore.

Padahal, untuk pemulasaraan jenazah korban kebakaran pabrik mercon tersebut RS Polri tak menarik biaya sepeser pun. Seluruh biaya ditanggung pihak rumah sakit.

"Baru setelah dijelaskan begitu ibunda Surnah ke Jakarta. Itu pun cuma naik sepeda motor berboncengan sama adiknya. Padahal boleh bawa lebih dari satu keluarga," kata dia.

Usut demi usut, di lingkungan sekitar keluarga Surnah beredar rumor bahwa keluarga korban diwajibkan membayar sejumlah biaya jika ingin menjemput jenazah keluarganya.

Baca juga : 32 Korban Tewas Kebakaran Pabrik Mercon Sudah Teridentifikasi

Hal inilah yang membuat keluarga tak kunjung menjemput jenazah Surnah saat itu.

"Makanya saya tegaskan, sesuai prosedur tidak hanya jenazah yang ditangani tim DVI, semua jenazah korban kejahatan tak dikenakan biaya pemulasaraan di RS Polri," kata dia.

Petugas Polisi membawa peti berisi jenazah korban kebakaran pabrik kembang api seusai diserahterimakan di Posko Post Mortem di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Minggu (29/10/2017). Pada hari yang sama, lima jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahterimakan kepada keluarga yakni Asep Angga Gunawan, Aminah Binti Ambeng, Maryati Binti Dai, Nilawati, dan Unia sehingga hingga kini jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi berjumlah sembilan dari total 47 kantong jenazah.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Petugas Polisi membawa peti berisi jenazah korban kebakaran pabrik kembang api seusai diserahterimakan di Posko Post Mortem di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta, Minggu (29/10/2017). Pada hari yang sama, lima jenazah berhasil diidentifikasi dan diserahterimakan kepada keluarga yakni Asep Angga Gunawan, Aminah Binti Ambeng, Maryati Binti Dai, Nilawati, dan Unia sehingga hingga kini jumlah jenazah yang berhasil diidentifikasi berjumlah sembilan dari total 47 kantong jenazah.

Setelah peristiwa ini, tanpa waktu yang lama keluarga korban lainnya langsung mendatangi RS Polri Kramat Jati saat polisi menginformasikan nama-nama korban yang berhasil diidentifikasi.

"Terus sekarang kalau pada dateng (keluarga korban) banyak. Jadi enggak cemas lagi saya nunggu kedatangan keluarga korban," tutur Edy.

Sampai saat ini, tim RS polri telah berhasil mengidentifikasi lebih dari 30 korban kebakaran pabrik mercon.

Kompas TV Akibat kejadian tersebut, 39 orang dikabarkan tewas. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com