Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelihara Ikan di Selokan Jadi Cara Komunitas Ojek Daring Cegah Stres

Kompas.com - 02/11/2017, 14:33 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berkendara melewati persimpangan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, yang tengah ada pengerjaan underpass (terowongan), Kamis (2/11/2017) siang, selain membuat stres karena macet yang seolah tak berkesudahan, pegalnya pinggang pun semakin menambah penderitaan.

Saat melintasi flyover (jalan layang) Mampang dari arah Senopati ke arah Pancoran, Kompas.com memutuskan beristirahat sejenak di halte lapangan dekat proyek apartemen kawasan Tendean. Di halte itu, ada beberapa pengemudi ojek daring yang sedang menunggu order dari calon penumpangnya sambil bersenda gurau.

Sepintas tak ada yang aneh dengan pemandangan itu. Raut wajah para pengemudi ojek daring itu tampak senang.

Semula Kompas.com berpikir mereka mungkin sudah dapat order yang banyak sehingga bisa tersenyum semringah. Ternyata tidak. Dengan banyaknya orang yang menjadi pengemudi ojek daring, persaingan jadi semakin ketat. Tak jarang para pengemudi ojek daring hanya membawa uang sedikit untuk keluarganya di rumah.

Lalu apa yang membuat para pengemudi ojek daring yang tergabung dalam komunitas Anak Pohon di tempat itu tampak tetap ceria?

Rupanya mereka punya cara unik untuk sedikitnya mengurangi stres dan kepenatan jalanan Jakarta. Komunitas yang terbentuk sejak 2014 itu mencoba memelihara ikan di selokan yang tepat berada di belakang halte.

Awalnya mereka mengumpulkan uang Rp 5.000 dari setiap anggota yang saat ini berjumlah 22 orang untuk membeli 150 benih ikan gurame. Bibit ikan itu dilepas di selokan yang dialiri air dari proyek pengerjaan apartemen.

Ternyata jenis ikan itu tidak cocok di air tersebut. Benih ikan yang mereka tebar semuanya mati. Mereka kemudian kembali mengumpulkan uang untuk membeli benih ikan emas. Ikan emas cocok dan berkembang sampai panen.

"Pertama kali panen kami ambil 15 ekor, rata-rata ukurannya sekilo," kata Lukman, seorang anggota komunitas Anak Pohon, sambil memberi makanan ke ikan yang berada di selokan seukuran 2 meter persegi, Kamis.

Menurut Lukman, ikan yang dipanen bersama teman-temannya dikonsumsi bersama-sama dengan cara digoreng dan dimakan di halte tempat mereka sering berkumpul.

Lukman dan kawan-kawan kemudian menebar benih ikan nila merah. Selain rasa daging yang gurih jika digoreng, ikan jenis itu juga memiliki warna yang unik. Benar saja, ikan nila merah yang mereka tebar beranak pinak.

Ikan-ikan yang terdapat di selokan di belakang Halte Lapangan di Kawasan Tendean.IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Ikan-ikan yang terdapat di selokan di belakang Halte Lapangan di Kawasan Tendean.
Kolam itu kini sudah terlihat seperti kolam ikan. Saat duduk di halte itu, rasanya sangat berbeda ketika melihat ke jalan raya. Pemandangan barisan kendaraan yang sibuk menbunyikan klakson membuat mata malas menatapnya.

Ketika menengok ke bagian belakang halte yang penuh ikan, rasanya ingin berlama-lama di sana. Kumpulan ikan warna-warni yang berenang ke sana kemari membuat pikiran jernih.

"Obat stres ini, Mas. Kalau kami habis narik, di jalan, kan, penat banget karena macet. Begitu lihat ini (ikan) sambil kasih makan, jadi segar lagi," kata Sukari yang merupakan pengurus komunitas Anak Pohon.

Selokan itu juga menjadi magnet bagi para anggota untuk berkumpul.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com