Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Video: Kisah Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang

Kompas.com - 03/11/2017, 19:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Pengantar: Ceritalah ASEAN baru-baru ini mengunjungi Ubud (Bali), Pekalongan, Muntilan, Mangelang (Jawa Tengah) dan satu kawasan fenomenal di Jakarta, Tanah Abang untuk memproduksi serangkaian video tentang keberagaman agama Indonesia. Sejak pekan lalu dan beberapa pekan ke depan, Ceritalah ASEAN akan menghadirkan video ini berikut tulisan kolom tentang tradisi pluralisme yang menakjubkan di negara ini.

SEMBILAN puluh enam tahun silam atau tepatnya pada 1921, Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar (selain Nahdlatul Ulama) di Indonesia, mendirikan panti asuhan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lokasi Panti Asuhan Muhammadiyah Tanah Abang ini tak jauh dari Pasar Tanah Abang yang fenomenal. Pusat grosir terbesar di Asia Tenggara yang menjual berbagai produk tekstil dan turunannya ini, seringkali disebut sebagai penanda denyut nadi perekonomian ibu kota.

Bangunan dalam kompleks panti terdiri dari satu gedung berlantai empat. Lantai satu digunakan untuk tempat tinggal 30 anak-anak yatim piatu dan telantar yang diasuh.

Berikutnya lantai dua hingga empat digunakan untuk ruang kelas sekolah umum dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)—khusus jurusan administrasi perkantoran. Anak-anak tersebut tak hanya berasal dari Jakarta thdan sekitarnya, melainkan juga dari Jambi, Nusa Tenggara Timur, dan Manado.

Syaifuddin Zuhri, pembimbing Panti, menuturkan bahwa membimbing dan mendidik anak-anak yatim piatu dan terlantar merupakan panggilan Muhammadiyah. “Dasarnya adalah surat Al Ma’un,” ujar Syaifuddin dengan suaranya yang berat dan tegas. “

Tahukah engkau, orang yang mendustakan agama itu adalah orang yang menghardik anak yatim,” dia mengutip arti dari salah satu ayat dalam surat Al Ma’un.

“Melihat banyaknya anak-anak yatim piatu yang telantar, tidak diapa-apakan, tidak diurus, tidak dibimbing, dan tidak dididik,” tutur Syaifuddin kemudian, “terpanggillah Muhammadiyah untuk mendirikan suatu panti asuhan,”

Samsuri, seorang santri berusia dua puluh tahun, telah menjadi anggota panti sejak 2007. Sejak ayahnya meninggal, dia dititipkan oleh ibunya di panti agar mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Saat ini, lelaki tinggi dan kurus itu sedang menjalani kuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta mengambil jurusan pendidikan agama. Dia mengaku mengalami perubahan yang luar biasa dalam dirinya setelah menjadi penghuni Panti Asuhan Muhammadiyah selama sepuluh tahun.

“Sebelum masuk ke sini, jujur saya tidak bisa mengaji dan salat,” Samsuri mulai bercerita dengan polosnya. “Waktu masuk ke sini, membaca pun masih terbata-bata,” tuturnya lebih lanjut.

Namun, dengan usaha kerasnya belajar, dalam tiga bulan Samsuri berhasil mengatasi ketertinggalannya. Setiap kali pulang ke kampungnya di Rumpin, Bogor untuk berlebaran, ibu Samsuri yang bekerja sebagai petani selalu bangga atas perubahan dan perkembangan diri anaknya.

Cita-cita Samsuri sederhana, dia ingin menjadi guru agama. Lebih jauh lagi, Samsuri yang paling tua dan menjadi panutan anak-anak Panti lainnya, berangan-angan bisa bekerja di Kementerian Agama.

Ketika ditanya, apakah dia senang tinggal di panti dan berpisah dengan ibunya, sambil tersenyum lebar dan tanpa malu, dia pun mengaku sering merasa rindu dengan ibunya.

Namun, perasaan itu mudah ditepisnya manakala dia harus mengarahkan “adik-adiknya” yang masih kecil agar disiplin bangun pagi dan bersih-bersih panti.

“Tapi, saya senang di sini, berkumpul dengan anak-anak dari berbagai daerah. Kami sering bercanda-canda bareng,” ujarnya. Tak cuma itu, dia pun mengaku sangat bersyukur karena di panti, hidupnya terjamin.

Halaman:


Terkini Lainnya

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com