Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Betulkah Pejalan Kaki di Pintu Keluar Stasiun Tanah Abang Jadi Biang Kemacetan?

Kompas.com - 09/11/2017, 15:56 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, pejalan kaki menempati urutan kedua penyebab kesemrawutan kawasan Tanah Abang.

Sandiaga menyatakan hal tersebut setelah melihat gambaran kawasan Tanah Abang yang diambil menggunakan kamera drone pada Senin (6/11/2017) pagi.

"Temuannya ternyata (penyebab) kesemrawutan (Tanah Abang) itu adalah satu pembangunan jalan, nomor dua tumpahnya pejalan kaki yang keluar dari Stasiun Tanah Abang, dan ketiga banyak angkot yang parkir liar atau ngetem," ujar Sandiaga saat itu.

Hari ini, Kamis (9/11/2017), Kompas.com menyambangi Stasiun Tanah Abang yang terletak di kawasan Jakarta Pusat ini.

Sekitar pukul 14.00 WIB, pintu keluar Stasiun Tanah Abang belum dipadati penumpang kereta yang hendah meninggalkan stasiun.

Baca juga: Pernyataan Sandi soal Pejalan Kaki Tanah Abang yang Menuai Kritik...

Meski demikian, di plaza (trotoar lebar) di dekat pintu keluar Stasiun Tanah Abang sudah terlihat padat. Bukan kepadatan pejalan kaki, melainkan para pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya.

Jalur pedestrian di seberang pintu keluar Stasiun Tanah Abang diokupasi PKL, pejalan kaki berjalan di badan jalan, Kamis (9/11/2017). Kompas.com/Sherly Puspita Jalur pedestrian di seberang pintu keluar Stasiun Tanah Abang diokupasi PKL, pejalan kaki berjalan di badan jalan, Kamis (9/11/2017).
Para pedagang membuka lapak di sepanjang jalur pedestrian. Ada yang menjual kudapan, seperti cilok atau otak-otak. Ada juga yang menjual berbagai barang lain, seperti pernak-pernik ponsel, sarung tangan, bahkan reparasi jam tangan.

Para pejalan kaki yang melintas tak dapat berjalan lurus ke depan karena harus menghindari gerobak-gerobak para pedagang.

Baca juga: Pejalan Kaki Bikin Macet Tanah Abang karena Trotoar Dipakai Dagang

Hal yang sama terjadi di seberang pintu keluar stasiun. Hari ini, seluruh ruas jalur pedesteian nyaris dipenuhi lapak para PKL. Para pejalan kaki tampak perjalan di badan jalan karena jalur pedestriannya terokupasi.

Padahal, di kawasan tersebut berjajar mobil satpol PP lengkap dengan petugas di dalamnya. Namun, pelanggaran ketertiban semacam ini masih saja terjadi.

"Ya, jalan yang bisa dilewati ya di sini, (badan jalan) mau gimana lagi," ujar Yuli, pejalan kaki saat ditemui Kompas.com.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).

"Ya, takut ketabrak mobil lewat jalanan begini," kata rekan Yuli, Nisa.

Selain menyebut pejalan kaki sebagai biang kemacetan, Sandi sempat menyebut bahwa PKL di Tanah Abang, Jakarta Pusat, diperlukan masyarakat yang menggunakan kereta api di daerah itu.

Baca juga : Apa Maksud Sandi dengan Pejalan Kaki Bikin Macet Tanah Abang?

Sandi menyatakan hal tersebut setelah menerima beberapa tokoh masyarakat Tanah Abang di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/11/2017).

"Masyarakat di sana mencermati bahwa PKL itu hadir di kawasan Tanah Abang karena menyambung nafkah, mereka berjuang untuk anak istri, mereka hadir di situ karena diperlukan oleh 300.000 lebih pengguna transportasi yang lalu lalang di Stasiun Tanah Abang," kata Sandi.

Baca juga: Sandi: PKL Tanah Abang Diperlukan 300.000 Pengguna Kereta

Pintu masuk Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Pintu masuk Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (30/10/2017).

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, terkait kemacetan di Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Terbukti Konsumsi Ganja, Chandrika Chika Cs Terancam Empat Tahun Penjara

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Selebgram Chandrika Chika Konsumsi Narkoba Satu Tahun Lebih

Megapolitan
Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Meski TikTokers Galihloss Minta Maaf Usai Video Penistaan Agama, Proses Hukum Tetap Berlanjut

Megapolitan
Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Alasan Chandrika Chika Cs Konsumsi Narkoba: Bukan Doping, untuk Pergaulan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com