Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ananda Sukarlan Kritik Panitia yang Undang Tokoh Tak Sesuai Ajaran Kanisius

Kompas.com - 13/11/2017, 13:04 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komposer kenamaan asal Indonesia, Ananda Sukarlan, mempertanyakan kehadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di acara peringatan 90 tahun berdirinya Kolese Kanisius, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11/2017).

Kritikan itu diperlihatkan Ananda dengan walk out meninggalkan ruangan saat Anies tengah berpidato.

Usai Anies meninggalkan acara, Ananda kembali ke ruangan dan memberikan pidato untuk penghargaan yang diberikan Kolose Kanisius kepada dirinya.

Dalam pidatonya itu, Ananda menyampaikan kritik terhadap panitia acara yang sengaja mengundang tokoh yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan Kanisius.

Baca juga : Ananda Sukarlan Akui Walk Out Saat Gubernur Anies Pidato

"Saya mengkiritik panitia bahwa mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya dengan cara-cara dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran Kanisius. Tapi saya tidak menyebut nama Pak Anies," ujar Ananda saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (13/11/2017).

Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan istrinya Ferry Farhati dalam perayaan hari ulang tahun Kabupaten Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka, Sabtu (11/11/2017).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Bupati Kepulauan Seribu Irmansyah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan istrinya Ferry Farhati dalam perayaan hari ulang tahun Kabupaten Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka, Sabtu (11/11/2017).
Pada awal pidatonya, Ananda menyampaikan bahwa setiap orang harus menghargai perbedaan. Ananda kemudian menyinggung tokoh yang diundang saat acara berlangsung.

Tanpa menyebut nama, Ananda menyebut tokoh yang diundang tersebut mendapatkan jabatan dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan Kanisius.

"Mumpung saya ngomong differences dan segala macam, perkenankanlah saya sedikit mengkiritik. Saya tidak tahu kepada siapa, mungkin kepada panitia Kanisius bahwa tadi saya melihat bahwa kita telah mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya dengan cara-cara yang berbeda integritas dan nilai-nilai dengan cara-cara yang diajarkan kepada kita semua di Kanisius," ujar Ananda dalam pidatonya.

Baca juga : Gubernur Anies Tak Tahu Ananda Sukarlan Walk Out

Ananda mengatakan, meski tokoh tersebut merupakan tokoh yang harus diundang, Ananda meminta agar dalam kegiatan selanjutnya panitian acara bisa lebih menyeleksi dan memperhatikan kepribadian sosok tersebut. Ananda mengatakan bahwa kritikan hingga walk out yang dia lakukan sama sekali tidak memiliki unsur politis.

"Walaupun saya tahu mungkin kita harus mengundang seseorang dengan jabatan itu tapi saya kira untuk next time harus melihat sosok itu seperti apa dan bagaimana dia mendapatkan jabatan itu," ujar Ananda.

Baca juga : Kata Pribumi dari Anies Baswedan Juga Dibahas di Luar Negeri

"Enggak ada (unsur politis). Ini semata-mata soal nilai-nilai yang dijarkan Kanisius," kata Ananda.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Menurut dia, sebagai gubernur, dia harus mengayomi warganya.

Terkait Ananda yang walk out, Anies mengaku tidak ingat ada yang keluar ruangan saat dia berpidato.

Baca juga : Kemendagri Kaji Ucapan Anies Baswedan soal Pribumi

Kompas TV Hal ini tentu mengundang pertanyaan karena lewat instruksi presiden nomor 26 tahun 1998.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com