Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Maaf-maaf Ya, Waktu Zaman Pak Ahok Enggak Pernah Banjir..."

Kompas.com - 13/11/2017, 18:16 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sugiyanto, warga Jalan Padang RT 006 RW 002 Ulujami, Jakarta Selatan, mengatakan tak ingat kapan terakhir kali ia merasa waswas ketika hujan tiba. Namun, pada Minggu (12/11/2017) petang, perasaan itu kembali muncul karena air Kali Pesanggrahan yang terletak beberapa puluh meter dari rumahnya meluap.

"Semalam banjir, kalau di depan rumah saya tidak sampai masuk karena tinggi, tapi di ujung jalan dekat jembatan Kali Pesanggrahan sampai sedengkul," kata Sugiyanto ketika ditemui di rumahnya, Senin (13/11/2017) petang.

Menurut Sugiyanto, banjir ini pertama kali dalam kurang lebih empat tahun terakhir. Dulu, banjir memang kerap menyambangi daerah Ulujami yang dilintasi Kali Pesanggrahan. Namun, ketika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kala itu menormalisasi Kali Pesanggrahan di Tanah Kusir dan di Pos Pengumben, banjir mulai hilang dari rutinitas warga.

"Maaf-maaf ya, waktu zaman Pak Ahok enggak pernah banjir, baru kali ini aja setelah gubernur baru," ujar Sugiyanto.

Baca juga: Hujan Deras, Genangan di Mana-mana

Sugiyanto menyebut banjir yang datang semalam memang tidak separah dahulu. Banjir muncul ketika hujan lebat mengguyur dan surut sesaat ketika hujan reda kira-kira pukul 22.00.

Sugiyanto yang sudah tinggal hampir 30 tahun di Jalan Padang mengatakan dulu, banjir biasa merendam atap rumahnya. Ia menunjukkan lekukan di tembok yang kira-kira setinggi 1,5 meter dari permukaan jalan tanda ketinggian rumahnya dulu.

"Rumah saya ini dulu atapnya cuma segini karena banjir terus akhirnya ditinggiin sampai 1,5 meter lagi," katanya.

Banjir sebelum normalisasi Kali Pesanggrahan sangat merugikan warga. Pasalnya, hampir setiap hari banjir terjadi dan memaksa warga mengangkut-angkut barang serta bersih-bersih.

Baca juga: Kompleks BPPT Meruya dari 2007 Bebas Banjir, Kini Tergenang Lagi

"Dulu kebanjiran hampir setiap hari waktu musim hujan, alhamdulillah begitu zaman Pak Jokowi sudah berkurang banget, terasa enggak pernah banjir lagi," katanya.

Hal yang sama diungkapkan warga IKPN Bintaro, Pal. Warga RW 004, Bintaro, Pesanggrahan, itu mengatakan, genangan yang juga muncul di rumahnya pada Minggu malam adalah genangan pertama setelah hampir empat tahun warga terbebas banjir.

"Iya baru semalam saja banjir, sudah empat tahun ini enggak banjir, kan," kata Pal ketika dihubungi.

Banjir yang terjadi pada Minggu malam, kata Pal, memang tidak sebesar dulu. Air hanya menggenang sekitar 20 sentimeter di beberapa titik. Dulu, banjir bisa menggenangi permukiman warga setinggi 2 meter selama berhari-hari. Namun, sejak 2013, Kali Pesanggrahan dinormalisasi dan banjir mulai berkurang.

"Ya gara-gara gubernurnya ganti mungkin," kata Pal berseloroh.

Pal kurang mengetahui genangan kembali muncul. Ia menduga selain karena Kali Pesanggrahan meluap, pompa untuk menyedot air tak kunjung diganti. Di IKPN, ada dua pompa yang berfungsi mengalirkan air limpasan ke Kali ketika ada genangan. Namun, beberapa tahun lalu salah satu pompa rusak.

Baca juga: Anies Pantau Banjir dan Longsor di Ciganjur sampai Tengah Malam

"Pak Ahok waktu itu sudah menyuruh agar diusulkan ganti pompa karena rusak. Tapi, warga sini enggak tahu tuh kenapa merasa enggak perlu ganti pompa," ujar Pal.

Di Jakarta Selatan, Kali Pesanggrahan melintasi Lebak Bulus, Pondok Pinang, Bintaro, hingga Ulujami yang berbatasan dengan Jakarta Barat sepanjang 24.400 meter. Pada 2014, Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane menormalisasi sebagian wilayah sungai, tetapi terhenti karena kendala pembebasan lahan.

Baca juga : Kadis: Memang PPSU Kelihatan Greng Luar Biasa di Era Pak Ahok...

 

Kompas TV Sekitar 132 dua gubuk liar yang berdiri di atas jalan inspeksi Banjir Kanal Barat, Senin (13/11) dibongkar petugas Satpol PP DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com