Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Desain Kampung Susun Bukit Duri yang Diajukan ke Anies

Kompas.com - 14/11/2017, 19:12 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Bukit Duri yang menggugat Pemprov DKI Jakarta atas penggusuran September 2016 silam kini menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membangun kampung susun sesuai janjinya dalam kontrak politik.

Ketua Komunitas Ciliwung Merdeka Sandyawan Sumardi mengatakan, konsep kampung susun yang diajukannya berbeda dengan konsep rumah susun meski sama-sama bertingkat. Konsep ini dirancang empat arsitek yang bekerja sama dengan Ciliwung Merdeka.

"Deretan unit pada lantai di suatu blok langsung dihubungkan dengan deretan unit di blok lain sehingga lantai berbagai blok yang saling berhubungan itu menyerupai sirkulasi pada lingkungan kampung," kata Sandyawan kepada Kompas.com, Selasa (14/11/2017).

Menurut Sandyawan, bangunannya terdiri dari lima atau enam lantai. Lantai satu dan dua difokuskan sebagai ruang komunal dan ruang usaha warga.

Baca juga: Datang Lagi ke Balai Kota, Perwakilan Bukit Duri Tagih Janji Anies

Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.Komunitas Ciliwung Merdeka Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.
"Kampung susun merepresentasikan kampung ketimbang rumah, cukup komprehensif, dikelola dengan sistem lebih modern. Misalnya kepemilikan suasana komunalnya besar sekali, lebih pada kebutuhan survival ekonomi," ujarnya.

Baca juga: Sandiaga Sebut Ganti Rugi Warga Bukit Duri untuk Beli Lahan Kampung Susun

Selain itu, akan ada tempat urban farming sehingga warga bisa bercocok tanam dan menghasilkan pangan maupun uang dari komoditas yang ditanam. Tak hanya itu, juga akan ada rumah pemotongan hewan yang modern bagi warga.

Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.Komunitas Ciliwung Merdeka Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.
"Warga Bukit Duri kan banyak usaha potong ayam, tapi ini sistemnya lebih higienis," kata Sandyawan.

Menurut Sandyawan, bangunan-bangunan kampung susun ini akan didirikan bukan di bantaran Sungai Ciliwung, melainkan di tengah-tengah permukiman Bukit Duri yang padat.

"Ada kok lahan di Bukit Duri Tanjakan," ujarnya.

Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.Komunitas Ciliwung Merdeka Desain kampung susun untuk warga Bukit Duri yang diajukan Komunitas Ciliwung Merdeka.
Sandyawan tidak menyebut luas lahannya. Namun, dia memastikan lahan itu sedang dijual pemiliknya.

Baca juga: Suka Cita Warga Bukit Duri Rayakan Kemenangannya Bersama Gubernur DKI...

Sandyawan berharap uang yang diterima warga dari gugatan bisa digunakan untuk membangun kampung susun alih-alih diberikan langsung ke penggugat. Sebab, uang Rp 200 juta yang dimenangkan masing-masing penggugat tak akan cukup untuk membeli rumah di Ibu Kota, apalagi Bukit Duri yang kini harga tanahnya melonjak setelah tak banjir lagi.

Kompas TV Permukiman warga di pinggir Sungai Ciliwung di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan, mulai dibongkar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com