JAKARTA, KOMPAS.com- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memiliki style berpakaian yang berbeda dibanding pejabat daerah lainnya. Jika biasanya celana dinas yang dikenakan para pejabat daerah menggunakan sabuk atau ikat pinggang, Sandi memilih untuk menggantinya dengan kancing dan alat pengencang (tightener).
Penjahit pakaian dinas Sandi dari Feng Sin Tailor, Rusman, mengatakan gaya celana dinas dengan tightener memang diminta Sandi. Rusman sempat menawarkan opsi untuk menggunakan celana dengan desain ikat pinggang. Namun, Sandi menolak dengan alasan tak terbiasa menggunakan ikat pinggang.
"Untuk tightener hanya tinggal ditarik saja. Pertama saya sudah bilang pakai taliban (tempat ikat pinggang), dia bilang 'Saya enggak mau'. Saya udah bikin kasih lihat, tapi dia bilang enggak mau pakai karena tidak terbiasa," kata Rusman kepada Kompas.com di Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2017).
Baca juga : Sandi Mengaku Disarankan Jokowi Ubah Pergub Pakaian Dinas
Penjahit yang juga merupakan langganan pejabat daerah seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama hingga Presiden Joko Widodo itu menyebutkan, Sandi merupakan pejabat pertama yang menggunakan model tightener. Desain itu digunakan untuk seluruh celana dinas Sandi.
Menurut Rusman, ajudan Sandi sempat terkejut saat mengambil pakaian dinas Sandi. Si ajudan terkejut, celana dinas Sandi tak memiliki ikat pinggang yang lazimnya digunakan pejabat daerah.
"Enggak sulit buatnya, semua celana dinasnya dia yang minta. Ajudannya sempat terkejut, nanya kok enggak ada tali pinggangnya. Saya bilang dia yang minta," ujar Rusman.
Baca juga : Celana Dinas Model Tightener Sandi Dibuat Penjahit Langganan Ahok
Langganan Ahok
Sandiaga sebelumnya mengatakan, celana dinas warna khaki (coklat) yang biasa dia digunakan dijahit penjahit langganan Ahok. Penjahit Feng Sin Tailor, kata Sandi, bertanya kepadanya soal model celana yang diinginkan. Sandi menjelaskan bahwa biasanya dia memakai celana dengan pengencang pinggang atau tightener
"Saya bilang saya biasanya kayak gini (menunjukkan celananya), dia yang nyesuain. Terus waktu fitting, saya bener-benerin dikit. Alhamdulillah cocok," kata Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin lalu.
Rusman juga menceritakan pengalamannya selama menjadi penjahit pakaian langganan Ahok. Menurut Rusman, dia sebelumnya telah menjadi penjahit langganan ayah Ahok, Indra Tjahaja Purnama.
Rusman ingat saat itu Indra membawa serta Ahok dan adiknya, Basuri Tjahaja Purnama ke toko jahit miliknya yang berada tepat di persimpangan Jalan Bungur, Jakarta Pusat.
"Dari dulu menjadi langganan, dari bapaknya Pak Ahok ngantar Ahok ke mari. Ahok kecil bersama adiknya," ujar Rusman.
Ia ingat ukuran pakaian Ahok dan ayahnya yang cukup berbeda. Ukuran pakaian Ahok lebih besar karena tubuh Ahok yang lebih tinggi dibanding ayahnya, sedangkan lebar tubuh hampir serupa. Adapun Basuri, kata Rusman, juga sempat menjahit sejumlah pakaian di tokonya.
Anak laki-laki Ahok, Nicholas Sean Tjahaja Purnama juga sempat menjahit sejumlah pakaian di sana.
Rusman mengatakan, hampir seluruh pakaian Ahok dari pakaian dinas, kemeja hingga pakaian sehari-hari dijahit di sana. Khusus untuk pakaian dinasnya, Ahok mengikuti tren.
Hal itu terlihat dari celana yang digunakan. Ahok, kata Rusman, lebih memilih celana slim atau ngepas dibanding desain yang begi atau gombrong.
Soal harga bahan yang digunakan, Rusman menyebut harga bahan pakaian Ahok termasuk tidak terlalu mahal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.