JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta para pedagang, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk disiplin dan tidak mentoleransi adanya pungutan liar. Sandi menyatakan hal tersebut untuk menanggapi adanya sewa lahan di trotoar kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kami minta para pedagang, PKL (pedagang kaki lima), usaha mikro, untuk juga disiplin, tidak mentoleransi adanya pungutan liar tersebut," ujar Sandi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2017).
Sandi mengatakan, Dinas UMKM DKI Jakarta saat ini sedang mengecek adanya sewa-menyewa lahan di trotoar kawasan Tanah Abang. Dia berjanji akan menindak tegas adanya pungutan liar tersebut.
"Kita harus sama-sama menertibkan itu," kata dia.
Baca juga : Menyaksikan Preman Meminta Jatah Harian kepada PKL Tanah Abang
"Kami ada ketentuan retribusi yang menjadi koridor bagi Pemprov, tapi kalau misalnya ada pungutan di luar itu, itu ilegal," ucap Sandi.
Baca juga : Dulu Sewa Lapak di Trotoar Tanah Abang Rp Sejuta, Kini Rp 500 Ribu
Beberapa pedagang yang menduduki jalur pedestrian di kawasan Pasar Tanah Abang menyebut harga sewa lahan di trotoar saat ini hanya Rp 500.000 per bulannya.
Harga itu hanya setengah dari harga sebelum Tanah Abang sempat tertata rapi pada era mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
"Di kios biar suami saya yang jaga, saya pindah ke sini. Harga sewanya murah cuma Rp 500.000 sebulan, tapi yang beli lebih banyak," kata dia.
Baca juga : Lulung Akui Punya Lahan yang Disewakan untuk PKL Tanah Abang
Menurut Maesaroh, sebelumnya, harga sewa lahan bisa mencapai Rp 1 Juta untuk periode satu bulan. Saat ini, harga menjadi Rp 500.000 per bulannya.
Michael, salah seorang PKL, mengatakan hal serupa. Menurut dia, turunnya harga itu sejak salah seorang tokoh yang terkenal sebagai penguasa Tanah Abang, tidak lagi "bertaring".