JAKARTA, KOMPAS.com - Manager Riset dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Budi Wiweko mengatakan, biaya proses inseminasi atau penyemprotan sperma ke rahim wanita bisa mencapai Rp 10 juta. Jika ada yang menyebutkan pendonor sperma hanya diberikan uang Rp 100.000, dapat dipastikan informasi tersebut adalah informasi bohong atau hoaks.
Apalagi, lanjut dia, tidak ada istilah donor sperma dari orang lain. Karena proses inseminasi hanya boleh dilakukan oleh sepasang suami istri yang kesulitan mendapatkan keturunan.
"Biaya satu kali pencucian sperma sebelum masuk proses inseminasi itu biasanya rata-rata Rp 5 juta, belum termasuk obat, bisa total Rp 10 juta itu semua di klinik kesuburan. Kalau cuma dikasih Rp 100.000 itu sudah pasti hoaks," kata Budi saat ditemui Kompas.com di FKUI Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2017).
Baca juga : FKUI Sesalkan Beredarnya Informasi Hoaks soal Donor Sperma
Budi mengatakan, seminar terkait sperma memang ada dan akan dilakukan pada 8 Desember 2017. Namun, dalam seminar yang akan diselenggarakan di Gedung IMERI FKUI itu sama sekali tidak melibatkan orang umum, apalagi sampai melakukan donor sperma.
"Kami workshop itu rutin setiap tahun, untuk meningkatkan kompetensi para ahli laboratorium. Ini bukan untuk masyarakat umum," ujarnya.
Baca juga : Fakultas Kedokteran UI Bantah Cari Donor Sperma
Sebelumnya beredar kabar bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mencari 10 sampai 15 orang yang bersedia mendonorkan spermanya dan diberi imbalan sebesar Rp 100.000 plus makan siang.
Sperma tersebut nantinya akan dijadikan bahan seminar atau workshop di Gedung IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 8 Desember 2017 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.