Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutiyoso: Pembatalan Reklamasi Akan Timbulkan Iklim Investasi yang Tak Baik

Kompas.com - 21/11/2017, 15:28 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, pembatalan reklamasi di Teluk Jakarta bisa menimbulkan iklim investasi yang tidak baik di Indonesia. Sebab, Sutiyoso menyebut banyak investor yang terlibat dalam proyek tersebut, termasuk kemungkinan adanya investor asing.

"Kalau tiba-tiba saklek aja kita batalkan (reklamasi), barangkali itu menimbulkan iklim investasi yang tidak baik di Indonesia. Cerita itu lalu ke mana-mana," ujar Sutiyoso, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (21/11/2017).

Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memiliki kebijakan yang berbeda pada masa Pilkada DKI Jakarta 2017, yakni menghentikan reklamasi. Sutiyoso menyebut kedua hal itu harus dipikirkan dan dicari jalan tengahnya.

"Anies-Sandi mempunyai kepentingan sebagai kepala daerah, menyelamatkan lingkungan dan utamanya nelayan. Jadi, tadi sudah saya berikan saran, bagaimana mencari win-win solution yang paling penting adalah para nelayan ini terurus," kata dia.

Baca juga : Kata KPK soal Kedatangan Bos Pengembang Reklamasi Teluk Jakarta

Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta, Jakarta Utara.KOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Reklamasi Pulau G di Teluk Jakarta, Jakarta Utara.

Meski begitu, Sutiyoso tidak menjelaskan saran yang dia berikan kepada Anies-Sandi. Dia hanya menegaskan, proyek reklamasi harus memiliki izin analisis dampak lingkungan (amdal).

Menurut Sutiyoso, proyek reklamasi bukanlah barang tabu. Banyak negara di dunia yang melakukan reklamasi, di antaranya Singapura. Sutiyoso mengingatkan syarat utama reklamasi yakni amdal.

"Saya melihat reklamasi yang jalan sekarang ini amdalnya belum selesai, persyaratannya belum selesai, sudah langsung jalan secara intens. Itu memberikan peluang untuk digempur habis," ucap Sutiyoso.

Sutiyoso mengingatkan, Anies-Sandi harus mengambil langkah yang bijaksana untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Kompas TV Kasus reklamasi Teluk Jakarta kini masuk dalam penyidikan di Polda Metro Jaya, polisi menilai perkara ini masuk dalam pidana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com