Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keresahan Pedagang Lokbin Taman Kota Intan yang Ditanggapi Pemprov DKI

Kompas.com - 23/11/2017, 09:27 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Pengunjung sepi, omzet kami merosot tajam," ujar seorang pedagang.

"Kami ini sebenarnya mau dibina atau dibinasakan?" ujar pedagang lainnya.

Kira-kira begitulah keluhan para pedagang di Lokasi Binaan (Lokbin) Taman Kota Intan yang terletak di Jalan Cengkeh, Tamansari, Jakarta Barat. Para pedagang ini sebelumnya merupakan pedagang kaki lima (PKL) yang berdagang di kawasan Kota Tua.

Keluhan para pedagang ini  dituangkan dalam lima poin tuntutuan yang ditulis dalam secarik kertas. Tuntutuan-tuntutuan tersebut ditujukan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.

Baca juga : Sepi Pembeli, Pedagang Binaan Taman Kota Intan Tuntut 5 Hal Ini kepada Anies-Sandi

Tuntutan pedagang yang ditanggapi Pemprov DKI

Tuntutan pertama, para pedagang menginginkan Pemprov DKI membuat akses jalan menuju lokbin. Selama ini, sepinya lokbin diyakini karena tidak adanya akses jalan menuju lokasi binaan. Mereka meminta dibuatkan plang penunjuk arah menuju lokbin tersebut.

Menanggapi hal ini, Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Barat Anggiat Banjar Nahor mengatakan, pembuatan plang penunjuk arah tak dapat dilakukan tahun ini.

Alasannya, tak ada anggaran pembuatan plang untuk tahun ini. Plang baru dapat dibuat setelah anggaran tahun 2018 keluar. Untuk sementara, Anggiat meminta warga secara swadaya membuat penunjuk arah.

Baca juga : Pedagang Diminta Swadaya Buat Petunjuk Arah Lokbin Taman Kota Intan

Pedagang lokasi binaan Taman Kota Intan menuliskan tuntutannya di secarik kertas, Selasa (21/11/2017).IWAN SUPRIYATNA/KOMPAS.com Pedagang lokasi binaan Taman Kota Intan menuliskan tuntutannya di secarik kertas, Selasa (21/11/2017).
"Sebetulnya plang itu untuk sementara bisa dibuat secara swadaya oleh pedagang dengan menggunakan spanduk atau lain sebagainya, untuk sementara saja," kata Anggiat, Rabu (22/11/2017).

Kedua, para pedagang meminta Pemprov DKI membuat gapura sebagai identitas lokbin. Maka orang-orang yang berada di kawasan Kota Tua mengetahui keberadaan lokbin.

Menanggapi hal ini, Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat Nuraini Silviana meminta para pedagang bersabar dan tak banyak menuntut.

Menurut Silvi, tupoksinya mengelola Lokbin Taman Kota Intan telah selesai.

Ketiga, para pedagang meminta Pemprov DKI menertibkan parkir liar yang ada di sekitar Kota Tua. Para pedagang menginginkan parkir kendaraan terpusat di lokbin.

Baca juga : Menengok Kondisi Pedagang Lokbin Taman Kota Intan Jakarta Barat

Tuntutan ini diiringi dengan tuntutan keempat. Para pedagang meminta Pemprov DKI tidak tebang pilih dalam menertibkan PKL di kawasan Kota Tua.

Satpol PP diminta meningkatkan penjagaan agar PKL liar dan parkir liar dapat dikendalikan.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com