Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Kajian Stadion Taman BMW Rp 18,9 Miliar, untuk Apa Saja?

Kompas.com - 24/11/2017, 18:20 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono mengatakan, anggaran kajian pembangunan stadion di Taman Bersih Manusiawi Wibawa (BMW), Jakarta Utara, untuk memastikan stadion tersebut nanti bertaraf internasional. Dinas Pemuda dan Olahraga DKI akan menggunakan jasa konsultan untuk mengkaji pembangunan stadion tersebut.

"Kami nanti pakai konsultan ahli supaya dokumen-dokumen yang nanti dengan proses KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha) itu bisa kami kerjakan. Kami ingin nanti ada konsultan ahli karena ini bertaraf internasional," ujar Ratiyono di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/11/2017).

Ratiyono menjelaskan, kajian yang diperlukan di antaranya studi kelayakan, analisis lingkungan, hingga konstruksi. Kajian itu perlu dilakukan mengingat lahan yang akan digunakan mulanya adalah rawa dan timbunan sampah.

Baca juga : Untuk Kajian Stadion Taman BMW, DKI Anggarkan Rp 18,9 Miliar

Selain itu, dana yang dianggarkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2018 akan digunakan untuk membuat desain ulang Stadion Taman BMW. Desain yang ada dinilai sudah usang.

"Jadi, ada dua. Ada untuk kajian, kemudian ada nanti istilahnya design ya, re-design-nya kan diulang, desain ulang," kata dia.

Ratiyono menyampaikan, dana yang dianggarkan untuk desain ulang tidak akan memboroskan APBD. Dia memastikan Dinas Olahraga akan menggunakan dana itu dengan efektif.

"Enggak boros karena desainnya kan sudah lama ya, karena dulu ada masalah sertifikat, sertifikatnya sekarang sudah clear, ya kalau yang sudah usang, ya harus kami sempurnakan," kata Ratiyono.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pernah mengungkapkan keinginannya agar desain stadion Taman BMW diubah. Ia menganggap desain yang ada tidak modern.

Baca juga : Soal Jalanan Kotor di Proyek Taman BMW, Lurah Papanggo Serahkan ke Bina Marga

Sandi menjelaskan, desain stadion yang lama cukup besar karena dilengkapi jogging track.  Dia menilai stadion modern tidak memiliki jogging track sehingga jarak antara lapangan dan tribun penonton dekat.

"Kemarin Kadispora sudah presentasikan, tapi desainnya itu kelihatannya harus diubah karena desainnya itu enggak kekinian banget," ujar Sandi pada 19 Oktober 2017.

Dalam situs apbd.jakarta.go.id, ada dua nomenklatur terkait kajian stadion BMW. Pertama adalah Penyusunan Final Bussines Case Pembangunan Stadion Bertaraf Internasional dengan anggaran Rp 15,9 miliar. Tolak ukur kinerjanya adalah tersedianya dokumen DED (detail engineering design) pembangunan stadion bertaraf internasional.

Nomenklatur kedua yaitu Penyusunan Prastudi Kelayakan Pembangunan Stadion Olahraga Bertaraf Internasional dengan dana Rp 2,9 miliar. Tolak ukur kinerjanya adalah tersedianya dokumen prastudi kelayakan pembangunan stadion bertaraf internasional.

Jika ditotal, anggaran untuk dua kajian itu Rp 18,99 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com