Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Sosial DKI Jakarta Miftahul Huda, menyebut pernah memulangkan Andi Sudirman pada 2016 lalu.
"Dia datang dan minta dipulangkan ke Bone. Tapi waktu itu dia minta duit berapa juta saya lupa untuk naik pesawat. Plafon dari kami adalah naik kapal laut waktu itu bukan pesawat, lalu dia marah-marah," kata Miftahul kepada Kompas.com, Sabtu (25/11/2017).
Menurut Miftahul, Andi akhirnya dipulangkan naik kapal.
Ketika Kompas.com mengonfirmasi hal tersebut, Andi membantahnya. Ia justru kaget mendengar kabar tersebut.
Baca juga : Dinsos DKI Cari Bapak Gendong 2 Anak yang Ingin Pulang ke Bone
Andi yang merupakan tukang buah keliling mengaku belum pernah dikunjungi oleh pihak Dinas Sosial sekali pun, apalagi sampai dipulangkan ke Bone pada 2016.
"Kalau saya pulang ke Bone, mungkin saudara-saudara saya sudah tahu kalau bapak saya meninggal di Jakarta, tapi ini buat kirim kabar ke sana saja susah," kata Andi sambil mengerutkan alisnya.
Baca juga : Dinsos DKI Ingin Rawat Kedua Anak Andi Sebelum Dipulangkan ke Bone
Justru, kata Andi, istrinyalah yakni Dewi Herlina, bersama ibu kandung Andi yang selalu berusaha dengan mendatangi langsung beberapa stasiun televisi, berharap keluarganya bisa dibantu.
"Pernah ke Indosiar, sampai harus pinjam sana-sini untuk ongkos ke sana, tapi baru sampai tahap ditanya-tanya, belum ada kelanjutannya lagi," kata Andi.
Maka dari itu, Andi justru heran ketika mendengar kabar bahwa dirinya pernah dipulangkan ke Bone pada 2016 lalu dan kini kembali lagi ke Jakarta.
"Kok bisa ya bilang saya sudah pernah dipulangkan, bertemu saja belum pernah," ucap Andi.
Andi juga membantah pernyataan Dinsos yang menyebut ia ditinggal istrinya sehingga terpaksa membawa kedua anaknya dengan berjalan kaki.
Baca juga : Bapak yang Gendong 2 Anaknya Bantah Ditinggal Istri dan Diongkosi Dinsos
Nasib Keluarga Andi Terganjal Permasalahan Identitas Kependudukan
Andi yang hanya seorang penjual buah keliling dan servis telepon seluler, berjuang keras agar anaknya tidak senasib sepertinya. Tetapi, keinginannya ini tersandung kartu identitas yang tak dimilikinya.
Ya, Andi mengaku tidak memiliki KTP, juga kartu keluarga. Ketiga anaknya juga tidak memiliki akta kelahiran.
Andi bercerita, dia lahir di Luar Batang, Jakarta, pada 10 Oktober 1975. Dia merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Dua adiknya meninggal, yang tersisa tinggal empat orang.