Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Penumpang Lion Air Mengaku Ditampar Pramugari

Kompas.com - 28/11/2017, 17:36 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang penumpang Lion Air bernama Dean Ricko Pakpahan mengaku telah ditampar pramugari perusahaan penerbangan itu. Ricko lalu mengadukan ke polisi di Polres Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, tentang kejadian itu.

Ricko menceritakan, kejadian itu bermula saat dirinya bersama adiknya terbang dari Bandara Juanda di Surabaya menuju Bandara Soekarno Hatta pada Minggu (26/11/2017) siang. Dalam tiket tertera, nomor penerbangannya adalah JT 581 dengan waktu penerbangan pukul 15.40 WIB.

"Kami check in, lalu ada pemberitahuan penerbangan JT 581 mengalami delay sampai 16.40. Kami menunggu di ruang tunggu, pas jam 16.40 petugas mengatakan delay lagi jadi 17.50," ujar Ricko kepada Kompas.com, Senin kemarin.

Setelah mengalami dua kali delay, akhirnya Ricko bisa terbang ke Jakarta pukul 17.40. Namun, saat melakukan boarding, tiket Ricko dan penumpang lainnya dicoret petugas. Oleh petugas, nomor penerbangan yang seharusnya JT 581 diganti menjadi JT 749.

"Kami sempat tanya apakah dengan diganti (nomor) penerbangan, manifes kami tercantum apa enggak," ucap dia.

Baca juga : Ditelantarkan, Penumpang Lion Air dari Pekanbaru Mengamuk di Batam

Permasalahan Ricko tak sampai di situ. Di dalam pesawat, tempat duduk yang tertera dalam tiketnya sudah di tempati orang lain.

Dia bertanya ke pramugari. Pramugari itu menyuruh Ricko mencari kursi yang masih kosong.

"Kami ini naik pesawat bukan naik metro mini, saya bilang gitu. Akhirnya saya dapat seat 21A, duduk sama adik kandung saya," kata Ricko.

Setelah dapat tempat duduk, Ricko kembali bertanya ke pramugari. Dia mau memastikan  apakah tempat yang dia duduki bersama adiknya itu benar-benar kosong.

"Saya tanya kursi ini ada orangnya enggak. Memang saat itu nada saya agak keras. Dia bilang, sudah duduk dulu. Dia jawab begitu juteknya, lalu dia meninggalkan kami yang belum dapat kepastian soal tempat duduk. Pas dia mau pergi, adik saya menahan sambil megang lengannya. Pokonya tidak menyenangkanlah perbuatannya dia," ujarnya.

Karena mendapat perbuatan tak menyenangkan dari awak kabin, Ricko memutuskan untuk menghampiri pramugari itu. Dia ingin mengetahui namanya.

Setelah mengetahui namanya, Ricko kembali ke kursi. Saat kembali itu, dia bertemu dengan seorang pramugari senior.

"Dia bilang maaf atas ketidaknyamanannnya. Menurut pramugari kami, adik Bapak lakukan kontak fisik dengan mendorong pramugari," kata pramugari senior itu.

 Ricko tak terima lantaran merasa adiknya tidak pernah mendorong pramugari itu. Perdebatan terjadi, tetapi akhirnya Ricko memutuskan tak melanjutkannya.

Setelah pesawat mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Ricko bersama adiknya ingin menemui pilot pesawat. Dia mau mengadukan tindakan pramugari itu ke pilot pesawat itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com