Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PD Dharma Jaya Melawan Fitnah Daging Busuk

Kompas.com - 29/11/2017, 11:51 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Pernah ada segelintir orang ingin merebut tanah PD Dharma Jaya, tapi saya paling depan untuk mempertahankannya, enak saja tanah milik pemerintah mau direbut begitu saja."

"Ada juga beberapa orang bergantian datang ingin bertemu saya untuk lobi-lobi, tapi saya tidak mau. Saya sudah sejahtera, saya hanya ingin mengabdi untuk negara."

Penggalan kutipan itu keluar dari bibir Marina Ratna Dwi Kusumajati, Direktur Utama PD Dharma Jaya, saat berbincang dengan Kompas.com di kantornya, Selasa (28/11/2017).

Marina secara blak-blakan menceritakan pengorbanan dan beberapa permasalahan yang dihadapinya selama memimpin PD Dharma Jaya sejak Desember 2014 hingga saat ini.

Baca juga : Kiat Mengolah Daging Sapi Impor Beku dari Dirut Dharma Jaya

Untuk menjadi Direktur Utama PD Dharma Jaya, bukan hal mudah bagi Marina. Dia harus meminta izin kepada keluarganya untuk menjual perusahaan yang dimilikinya, perusahaan yang mampu memberikan keuntungan yang tidak sedikit setiap bulannya.

"Anak saya yang paling tua tadinya tidak mengizinkan saya untuk menjual perusahaan itu, tapi seiring berjalannya waktu, dia akhirnya mengizinkan," kata Marina.

Outlet DJ yang menjual produk-produk olahan daging.KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Outlet DJ yang menjual produk-produk olahan daging.
Sebagai mantan importir daging, Marina mengetahui betul seluk-beluk permasalahan daging. Maka dari itu, keputusan menjual perusahaan diambil Marina agar lebih fokus membenahi PD Dharma Jaya yang menjadi salah satu penyalur daging ke masyarakat yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Baca juga : Sandi Akan Penuhi Dana yang Diminta Dharma Jaya buat Daging Bersubsidi

"Visi kami hanya ingin masyarakat Jakarta mendapatkan protein hewani yang baik dari daging yang dikonsumsinya," ucap Marina.

Namun, dalam perjalanannya, berbagai tuduhan miring dialamatkan ke PD Dharma Jaya yang saat ini telah dipimpinnya selama 3 tahun. Marina selalu mendapatkan aduan terkait daging dari masyarakat, tetapi tuduhan itu selalu berasal dari kawasan Jakarta Timur.

Menurut Marina, selama ini, wilayah lain di DKI Jakarta, seperti rusun, beberapa hotel, dan restoran yang menjadi pelanggan PD Dharma Jaya, tidak pernah pengeluhkan daging yang tak layak konsumsi.

"Saya heran, kenapa selalu di Jakarta Timur, sebelumnya di RPTRA, kemudian di Rusun Rawa Bebek," kata Marina.

Baca juga : Dirut PD Dharma Jaya: Daging Busuk Itu dari Mana?

Marina mengkhawatirkan isu daging tak layak konsumsi ini hanya dijadikan komoditas politik untuk melengserkan dirinya. Sebab, menurut dia, tak sedikit orang yang tidak menyukainya.

Kualitas potong dan daging PD Dharma Jaya membaik

Terlepas dari politisasi, Marina membuktikan bahwa PD Dharma Jaya memperlakukan daging sapi yang dikelolanya dengan baik, pihaknya melakukan impor daging sapi langsung dari Australia dan New Zealand dengan kualitas baik yang telah memiliki standar khusus.

Daging sapi impor beku yang didatangkan dari negara tersebut berkualitas bagus, karena ketika sampai di PD Dharma Jaya daging-daging itu kembali diperiksa kualitasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com