Idham menambahkan, pihaknya membuka hotline bagi masyarakat yang ingin menyampaikan informasi terkait wajah tersebut. Masyarakat bisa menghubungi nomor telepon 081398844474.
"24 jam ada operatornya, ada ruangannya di Polda Metro Jaya. Kami berharap bantuan masyarakat untuk bisa memberi info kepada jajaran Polda Metro atau kepada teman-teman di KPK," kata Idham.
Setelah dua pekan merilis sketsa wajah itu, pihak kepolisian mengaku mendapat ratusan laporan yang diberikan masyarakat. Namun, informasi yang diberikan belum signifikan.
"Kami juga sedang mencari dan juga kami minta bantuan masyarakat berkaitan dengan sketsa itu, sampai sekarang sudah ada 500-an (aduan) masuk ke hotline. Namun belum ada yang signifikan informasinya berkaitan dengan itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Argo mengaku, selain mengandalkan informasi dari masyarakat, penyidik juga tetap berusaha mencari orang dengan ciri-ciri mirip dengan sketsa wajah yang telah dirilis. Namun, hasilnya masih nihil.
Pihaknya juga bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) untuk mencari tahu siapa penyerang penyidik senior KPK itu.
Koordinasi itu dilakukan untuk mencocokkan sketsa wajah yang telah dirilis polisi sebagai terduga penyerang Novel dengan database milik Dukcapil.
Namun, pihaknya belum mendapat informasi yang signifikan dari koordinasi tersebut. Menurut dia, pencarian wajah seseorang melalui Dukcapil memerlukan waktu.
"Intinya kan, 'ini lho fotonya seperti ini, kira-kira ada enggak orang seperti di foto ini'. Ya kan harus pelan-pelan toh," kata Argo.
Melihat pihak kepolisian yang belum juga menangkap pelaku penyerang Novel, sejumlah pihak mendesak agar Presiden RI Joko Widodo membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) untuk kasus itu.
Namun, pihak kepolisian masih bersikukuh masih mampu menangani kasus itu tanpa perlu TGPF.
"Kepolisian belum mengarah ke sana ya karena kita setiap saat masih ada perkembangan berkaitan dengan itu," ujar Argo.
Argo meminta siapapun yang mempunyai informasi mengenai kasus itu agar segera diberitahukan ke polisi. Dengan begitu, akan mempermudah pihaknya mengungkap kasus ini.
"Misalnya ada informasi diberikan kepada polisi informasi. Jangan disimpan, tapi diberikan kepada polisi, nanti biar kita melakukan penyelidikan," ucap Argo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.