Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bayar Pajak di Samsat Drive Thru seperti Pesan Makanan Cepat Saji"

Kompas.com - 12/12/2017, 16:16 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Layanan Samsat "drive thru" dinilai memberikan kemudahan dan kecepatan dalam membayar pajak kendaraan.

Kendati demikian, warga berharap layanan ini ditingkatkan dalam mengurangi antrean pengendara yang ingin membayar pajak lewat Samsat "drive thru".

"Kalau proses sih cepat, paling 10-15 menit, yang lama itu sekarang antreannya karena makin banyak yang pakai," kata Muhamad Tamin yang habis membayar pajak tahunan sepeda motor di Samsat drive thru Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (12/12/2017).

"Sarannya sih dibikin beberapa pintu agar tidak menumpuk," kata dia.

Baca juga : Lihat Antrean Panjang di Samsat, Warga Baru Tahu Ada Pemutihan Denda Pajak Kendaraan

Hal senada disampaikan Dian, warga Kramatjati, Jakarta Timur. Dian mengaku cukup dimudahkan dengan layanan ini.

Bahkan, menurut dia, membayar pajak melalui Samsat drive thru ini seperti memesan makanan cepat saji.

"Kalau dulu kan harus pergi ke loket ini, ke loket itu, nunggu dipanggil lagi. Sekarang cukup satu pintu, jadi gampang saja, bahkan kita enggak pakai turun dari motor lagi, seperti pesan makanan di McDonal," ucap Dian.

Layanan Samsat Drive Thru di Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa, (12/12/2017)stanly Layanan Samsat Drive Thru di Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa, (12/12/2017)
Ia berharap, layanan ini nantinya bisa dikembangkan untuk pembayaran pajak lima tahunan dan penggantian pelat nomor kendaraan. "Lebih cepat jadi mungkin orang lebih rajin bayar pajaknya, tidak banyak birokrasi," kata dia.

Baca juga : Jika Masih Harus ke Samsat, Apa Istimewanya BPKB Online?

Metode transaksi di layanan Samsat drive thru memang cukup memudahkan. Pemilik kendaraan cukup menyiapkan dokumen seperti BPKB, STNK, dan KTP asli tanpa harus repot fotokopi.

Setelah menyerahkan dokumen tersebut ke loket awal, pemilik kendaraan cukup menggeser motor atau mobilnya ke loket dua untuk pembayaran dan pengambilan dokumen baru.

Kompas TV Razia pun sempat diwarnai isak tangis pengendara yang tak terima kendaraannya ditilang polisi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com