Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Dugaan Pencabulan Anak di Lenteng Agung

Kompas.com - 13/12/2017, 09:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kericuhan terjadi di sebuah kampung di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Selasa (12/12/2017). Warga mengepung sebuah rumah yang diyakini ditempati pelaku pencabulan terhadap seorang anak kecil beberapa hari lalu.

AW (40), terduga pelaku yang dimaksud, telah dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Selatan sehari sebelumnya. Namun, AW belum ditahan.

Kepolisian baru turun mengamankan AW pada Selasa siang, setelah amarah warga tak teredam lagi. Ketika dibawa ke mobil polisi, AW nyaris jadi bulan-bulanan massa.

Mulai dari orang tua, pemuda, hingga anak-anak ingin menghabisinya. Polisi sampai harus mengeluarkan tembakan peringatan agar warga berhenti main hakim sendiri.

Hayati, nenek korban, menceritakan awal mula ia mengetahui cucu perempuannya jadi korban pencabulan. Saat itu, hayati sedang menceboki cucunya. Namun, cucunya itu mengaku kesakitan di area kelaminnya.

Baca juga : Warga Kerumuni Rumah Terduga Pelaku Pencabulan

"Belakangnya dia mengaku sakit sampai depan. Pas malam Minggu dicek ke bidan, kata bidan ini sudah masalah, harus dilapor ke polisi," ujar Hayati, Senin (11/12/2017).

Hayati membawa cucunya ke Polsek Jagakarsa. Karena kasusnya menyangkut anak, Hayati diminta melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan.

Setelah membuat laporan dan pengantar visum pada Senin sore, cucunya dibawa ke rumah sakit.

Hasilnya, ada trauma benda tumpul di kemaluannya. Hasil visum inilah yang kemudian menyulut amarah warga pada Selasa pagi.

Baca juga : Warga Ingin Keroyok Terduga Pemerkosa Anak, Polisi Lepaskan Tembakan

"Dari di bidan, di kantor polisi, sampai di dokter, cucu saya ditanya jawabnya sama terus. Katanya diituin itunya pakai jari, pakai gagang sapu juga, ya Allah..." ujar Hayati.

Waspada predator anak

Komisi Komisioner Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra berkoordinasi dengan Lurah Lenteng Agung perihal ini. Ia meminta agar masyarakat disosialisasikan soal bahaya predator anak yang mungkin saja hidup di sekeliling lingkungan kita.

"Kami minta masyarakat, Pak Lurah, sudah saya sampaikan gencar sosialisasikan tindak kekerasan terhadap anak, apalagi banyak kita jumpai di daerah kumuh kontrakan. Ini jadi sasaran untuk kita berikan informasi pengetahuan tentang kemungkinan pelecehan seksual," ujar Jasra.

AW, terduga pelaku disebut sebagai pendatang di kampung itu. KTP-nya menunjukkan domisili Tebet Timur. Namun, sehari-hari ia mengontrak bersama istrinya di Lenteng Agung.

Meski AW telah dibekuk polisi, Jasra meminta penanganan tak hanya sampai di situ. Ia meminta Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Nahar segera merehabilitasi korban, bahkan keluarganya.

"Kadangkala pelaku sudah ditangkap, dengan korban cenderung abai. Keluarga tidak bisa terima dengan situasi ini, sekalian keluarga juga mendapat rehabilitasi sosial," katanya.

AW masih dalam pemeriksaan di Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan. Polisi belum mau berkomentar perihal kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Polisi Tangkap Sopir Grab yang Culik dan Peras Penumpangnya Rp 100 Juta

Megapolitan
Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Wanita Tewas Bersimbah Darah di Bogor, Korban Terkapar dan Ditutup Selimut

Megapolitan
Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Ada Obeng di TKP, Diduga Jadi Alat Suami Bunuh Istri di Bogor

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Kota Bekasi Hari Ini, Jumat, 29 Maret 2024

Megapolitan
Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Diduga Korban Pelecehan Seksual oleh Eks Ketua DPD PSI Jakbar Mengaku Diintimidasi agar Tak Lapor Polisi

Megapolitan
Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Wanita Tewas Dibunuh Suaminya di Bogor, Pelaku Dilaporkan Ayah Kandung ke Polisi

Megapolitan
Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com