JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan butuh waktu hingga 20 tahun untuk membangun transit oriented development atau TOD Stasiun Dukuh Atas.
"Kalau total ini kan 20 tahun, tapi kami membaginya dalam tiga tahap. Pertama 0 sampai 5 tahun, 5 sampai 10 tahun, dan kemudian 10 sampai 20 tahun," ucap dia kepada awak media, Rabu (20/12/2017).
PT MRT Jakarta baru-baru ini telah menyelesaikan rancangan induk pembangunan TOD Stasiun Dukuh Atas.
Adapun di dalam rancangan induk tersebut, PT MRT Jakarta bakal melakukan tiga hal utama yakni pembangunan transit plaza di eks Pasar Blora, pedestrianisasi atau memperbanyak akses bagi pejalan kaki, dan juga perbaikan taman yang ada di sekitar Dukuh Atas.
"TOD ini intinya harus ada rencana konektivitas pejalan kaki. Eks Pasar Blora akan jadi transit plaza, kerja sama dengan PD Pasar Jaya," imbuh William.
Baca juga : Demi Pejalan Kaki, PT MRT Ingin Jalan di Kolong Dekat Stasiun Sudirman Ditutup
Selain memperbanyak akses bagi pejalan kaki, pembangunan TOD Stasiun Dukuh Atas diprediksi William bisa menambah luasan area di sana.
Dirinya memperkirakan bakal ada potensi penambahan gross floor area hingga 2,2 juta meter persegi selama 20 tahun pembangunan TOD Stasiun Dukuh Atas.
"Nah 2,2 juta ini kalau kita ambil rata-rata 10 juta per meter persegi sudah menghasilkan 20 triliun. Jadi kalau misalnya ada sekitar 30 triliun yang digunakan untuk membangun ini ya perlu sama-sama karena pemerintah sudah pasti enggak akan bisa membangun sendiri, perlu investasi berkolaborasi," tutur William.
Baca juga : Konsep TOD Stasiun Dukuh Atas Segera Diserahkan ke Anies
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.