Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Klarifikasi Data Pendidikan dan Kesehatan yang Dipaparkan Sri Mulyani

Kompas.com - 28/12/2017, 16:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengklarifikasi data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Data yang dimaksud adalah data pendidikan dan kesehatan yang dipaparkan Sri Mulyani dalam pembukaan musrenbang RPJMD 2018-2022, Rabu (27/12/2017).

"Mengenai data-data yang disampaikan Ibu Menteri Keuangan, ada beberapa data yang pada kenyataannya berbeda dengan data yang ada pada kita," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Tuty Kusumawati di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (28/12/2017).

Pada paparan Sri Mulyani, Pemprov DKI dinilai belum memenuhi kewajiban penyediaan anggaran penidikan dan kesehatan sesuai perundang-undangan. Sebab, proporsi belanja pendidikan pada 2017 8,8 persen. Sesuai ketentuan, alokasi belanja pendidikan harus sebesar 20 persen dari APBD.

Data ini, kata Tuty, tidak tepat.

Baca juga: Masukan dari Sri Mulyani untuk Pemerintahan Anies-Sandi...

Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/12/2017).Kompas.com/Sherly Puspita Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (27/12/2017).
"Nah yang benar yang ada pada kami di DKI Jakarta, alokasi anggaran untuk pendidikan pada 2017 dan 2018 itu, selama dua tahun berturut turut, menembus angka 30 persen," ujar Tuty.

Tuty mengatakan, angka ini sesuai formulasi penghitungan yang ada pada Permendagri Nomor 33 Tahun 2017. Untuk belanja pendidikan, komponen yang dihitung adalah belanja langsung di Dinas Pendidikan dan di luar Dinas Pendidikan.

Kemudian belanja tidak langsung di Dinas Pendidikan dan di luar SKPD Dinas Pendidikan, tetapi menunjang pendidikan. Semua komponen itu dijumlahkan dan dibagi total belanja daerah.

Baca juga: Sri Mulyani Singgung Biaya Perjalanan Dinas DKI yang 3 Kali Lipat Standar Nasional

Selain itu, proporsi belanja kesehatan DKI Jakarta disebut 6,9 persen. Padahal seharusnya belanja kesehatan minimal 10 persen dari APBD.

Tuty mengatakan, data tersebut juga tidak tepat. Data yang benar, pada 2017, alokasi belanja kesehatan 17,02 persen dan pada 2018 15,61 persen.

Baca juga: Tanggapi Tantangan Sri Mulyani soal WTP, Sandi Janji Kerja Lebih Keras

Penghitungannya sama dengan alokasi belanja pendidikan. Bedanya, jumlah komponennya tidak langsung dibagi total belanja daerah. Namun, dikurangi gaji PNS terlebih dahulu.

Tuty berharap pihak Kementerian Keuangan bisa membahas hal ini dengan Pemprov DKI sebelum mengeluarkan data.

"Kami sebenarnya berharap tim teknis yang menyiapkan data-data yang disampaikan Ibu Menteri dapat melakukan klarifikasi terlebih dahulu dengan kami, sebelum data-data itu dipublikasikan secara luas," ujarnya.

Kompas TV pemprov DKI berharap mampu meraih opini WTP dari BPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Daftar Rute Transjakarta yang Terintegrasi dengan MRT

Megapolitan
Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Seorang Pria Tanpa Identitas Tewas Tertabrak Mobil di Tengah Tol Dalam Kota

Megapolitan
Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Bakal Cagub Independen Mulai Konsultasi Pendaftaran ke KPU DKI, Salah Satunya Dharma Pongrekun

Megapolitan
Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Kondisi Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Usai Disatroni Maling: Jendela dan Pintu Rusak serta Ada Jejak Kaki

Megapolitan
Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Wanita di Jaksel Diduga Tenggak Cairan Pembersih Lantai Sebelum Gantung Diri Sambil Live Instagram

Megapolitan
Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Diterpa Hujan, Atap Rumah Warga di Depok Ambruk

Megapolitan
Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Relawan: Dokumen yang Dibawa Maling di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Bersifat Rahasia

Megapolitan
Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran Kemalingan, TV, Alat Podcast dan Dokumen Penting Raib Dicuri

Megapolitan
KPU Gelar Sayembara Maskot dan 'Jingle' Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

KPU Gelar Sayembara Maskot dan "Jingle" Pilkada DKI 2024 Khusus Warga Jakarta

Megapolitan
Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Berdiri Hampir Satu Jam, Pemudik Minta Tempat Duduk di Stasiun Pasar Senen Ditambah

Megapolitan
Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Korban Kecelakaan Mobil di Sawangan Depok Alami Memar hingga Patah Tulang

Megapolitan
Diduga Alami 'Microsleep', Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Diduga Alami "Microsleep", Pengemudi Jazz Hantam Mobil Innova di Sawangan Depok

Megapolitan
Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Pekan Ini, Pemprov DKI Bakal Surati Kemendagri untuk Nonaktifkan NIK 92.432 Warga Jakarta

Megapolitan
Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

Megapolitan
H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

H+6 Lebaran, Stasiun Pasar Senen Masih Dipadati Pemudik yang Baru Mau Pulang Kampung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com