DEPOK, KOMPAS.com - Betapa kagetnya ibu kandung BA (16) mendengar anaknya menjadi anggota geng motor dan terlibat melakukan aksi perampokan di beberapa daerah di Depok dan Bogor.
"Kaget, enggak nyangka anak saya ikut-ikut beginian," kata N (61) saat ditemui di Polresta Depok, Jumat (29/12/2017).
N menceritakan, BA berhenti sekolah sejak kelas 2 SMP. Namun, setelah berhenti sekolah, BA juga tak bekerja.
"Sering ditawarin kerja jadi SPG, kerja beres-beres, tapi iya-iya doang jawabannya," ucap N.
N mengaku sudah cukup kewalahan dengan keseharian BA yang hanya makan, tidur, main dan bahkan pernah tidak pulang ke rumah beberapa hari.
"Kalau enggak pulang bilangnya nginep, sudah capek saya ngebilanginnya," tutur N.
Baca juga : Polisi Tangkap 2 Lagi Anggota Geng Motor Jepang
Menurut N, sebelum peristiwa perampokan kios pakaian terjadi, N dijemput oleh beberapa teman-temannya. Pada saat itu N enggan ikut, namun karena dipaksa, N akhirnya pergi.
"Tadinya enggak mau, tapi karena dipaksa dia jadi ikut. Anak saya tadinya enggak gitu," ucap N.
Dari hasil penelusuran pihak kepolisian BA juga kerap menjual senjata tajam melalui media sosial.
Baca juga : Ditangkap Polisi, Bayi Pasangan Geng Motor di Depok Dirawat Neneknya
Menurut N, dengan adanya peristiwa ini, dirinya sadar telah lalai mendidik anak dan membiarkan anaknya bergaul dengan teman-temannya yang memiliki perilaku menyimpang.
N mengungkapkan, putrinya itu juga sudah menikah siri dengan A (18) yang merupakan ketua geng motor Jepang. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai anak yang kini berusia 6 bulan.
"Iya, salah saya juga, mudah-mudah ini anak enggak seperti ibunya (BA). Mau saya didik yang bener," tutur N sambil menggendong cucunya.