JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang pertengahan 2017, "kabut hitam" menyelimuti kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Saat itu, tepatnya pada 24 Mei 2017, terjadi ledakan bom di kawasan Terminal Kampung Melayu yang mengakibatkan 15 orang menjadi korban. Bom itu meledak di tengah bulan Ramadhan.
Pawai obor
Ledakan ini terjadi di tengah rencana warga menggelar pawai obor yang biasa dilakukan warga pada Ramadhan.
Menurut Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian, pelaku pengeboman di Terminal Kampung Melayu tersebut memanfaatkan momen keramaian warga yang menggelar pawai obor.
"Bukan tempat yang masalah, tapi calon korban yang jadi masalah. Karena ada kumpulan polisi di situ yang melakukan pengamanan," kata Tito.
Toilet dan halte transjakarta
Ledakan pertama terjadi pukul 21.00 WIB. Ledakan terjadi depan toilet umum Terminnal Kampung Melayu. Empat anggota kepolisian terluka seketika setelah ledakan terdengar.
Tak sampai lima menit, ledakan kedua terdengar. Lokasinya tak jauh dari toilet tempat bom pertama meledak.
Baca juga : 5 Polisi Jadi Korban Bom Kampung Melayu Saat Tugas Amankan Pawai Obor Jelang Ramadhan
Bom kedua itu meledak di muka Halte Transjakarta Kampung Melayu. Saat ledakan terjadi, ada petugas kepolisian yang sedang berupaya mengevakuasi korban ledakan pertama.
Ledakan kedua juga membuat halte transjakarta porak-poranda. Sebagian kaca di ruang tunggu pun pecah. Ketika itu, tak ada penumpang dan petugas transjakarta yang menjadi korban.
Tiga polisi dan dua pelaku
Sebanyak 15 orang menjadi korban keganasan dua bom bunuh diri di Kampung Melayu. Lima di antaranya kehilangan nyawa. Mereka adalah tiga polisi dan dua orang pelaku bom bunuh diri.
Ketiga polisi yang gugur adalah anggota Unit I Pleton IV Sabhata Polda Metro Jaya, yakni Bripda Taufan, Bripda Ridho Setiawan, dan Bripda Imam Gilang Adinata anggota. Ketiganya tewas bersama dua pelaku bom, yakni Ichwan Nur Salim dan Ahmad Sukri.
Baca juga : Pelaku Bom Kampung Melayu Sudah Lama Masuk Radar Densus 88
Menurut Tito, bom pertama diledakan Ichwan untuk memancing orang datang sebelum bom kedua meledak sehingga korban lebih banyak.
"Second service oleh Ahmad terjadi 4 menit setelahnya. Setelah meledak, badannya hancur, kepala terlempar sampai masuk halte busway, bagian tubuh lainnya terpecah," kata Tito.
Penangkapan
Tak perlu waktu lama, polisi membekuk sejumlah orang yang diduga terkait ledakan bom tersebut.
Dari enam orang yang ditangkap, tiga di antaranya ditetapkan sebagai tersangka, yakni Asep Sofyan alias Karpet, Jajang Ikin Sodikin alias Abu Revan, dan Waris Suyipno alias Masuyit.
Ketiganya ditangkap di wilayah Jawa Barat secara terpisah. Mereka berperan membantu kelancaran aksi bom bunuh diri yang dilakukan Ichwan dan Ahmad.
Jaringan ISIS
Pengembangan terus dilakukan oleh Densus 88 hingga akhirnya pihak Densus 88 menangkap MA alias AN di Cileunyi Wetan, Jawa Barat.
MA diketahui memiliki peran sebagai pemimpin pertemuan dengan dua pelaku bom Kampung Melayu di Yayasan Assunah.
Baca juga : Pasca-Ledakan Bom Kampung Melayu, Densus 88 Tangkap 41 Terduga Teroris
Ichwan dan Ahmad (pelaku bom) diketahui tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung yang dipimpin oleh Aman Abdurrahman yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.