Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Kereta Bandara Rp 70.000, Apa Kata Warga?

Kompas.com - 02/01/2018, 20:45 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiket kereta Bandara Soekarno-Hatta ditetapkan senilai Rp 70.000 per 2 Januari 2018, atau setelah diresmikan. Saat uji coba 26 Desember lalu, harganya Rp 30.000.

Kereta api Bandara Soekarno-Hatta diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (2/1/2018) pagi. Harga tiket kereta bandara yang menjadi Rp 70.000 ini disikapi berbeda sejumlah warga.

Puti (21), mahasiswi salah satu universitas swasta di Jakarta, menilai bahwa harga Rp 70.000 untuk sekali perjalanan kereta bandara itu cukup mahal mengingat sistem penjadwalan kedatangan kereta belum sempurna.

"Kemarin cerita-cerita sama orang dan banyak yang mengeluh karena jedanya terlalu lama. Jadi untuk yang benar-benar buru-buru mau ke bandara, mau terbang itu repot kalau begitu jadwalnya," katanya saat ditemui Kompas.com di Stasiun Sudirman Baru.

Baca juga : Anies Mau Kereta Bandara Terintegrasi Transportasi Umum

Sebagai informasi, jeda kedatangan kereta saat ini kurang lebih 60 menit atau sekitar satu jam.

Harga tiket Rp 70.000 itu dinilai Puti baru terasa tidak mahal jika PT Railink telah memperbaiki sistem penjadwalan kedatangan kereta.

Dia berharap agar jadwal pemberangkatan kereta menuju Bandara Soekarno-Hatta bisa lebih cepat dari sekarang.

Puti menambahkan, saat ini kereta bandara belum menjadi prioritasnya apabila ingin pergi ke Bandara Soekarno-Hatta. Dia lebih memilih naik taksi online karena bisa lebih murah.

"Kalau sekarang masih efektif taksi online, apalagi kalau kita rame dan rombongan itu lebih enak karena bisa patungan dan lebih cepat serta bisa diprediksi, kan kalau kereta ini enggak, mesti datang sejam dua jam sebelum keretanya berangkat, belum lagi kalau telat," ucapnya.

Di sisi lain, calon penumpang lainnya, Bambang (50), menyatakan bahwa harga tiket kereta Bandara Soekarno-Hatta yang mencapai Rp 70.000 sudah cukup murah.

"70.000 sudah murah Mas, saya sering ke Medan itu harganya Rp 100.000," ucap Bambang.

Kendati begitu, Bambang belum bisa menilai secara keseluruhan performa pelayanan kereta Bandara Soekarno-Hatta lantaran baru akan mencoba menggunakan moda transportasi itu.

"Belum tahu saya Mas, nanti di stasiun bandara seperti apa. Ini baru mau coba karena lagi libur dan anak saya senang naik kereta," kata dia.

Senada dengan Bambang, Luthfi (25), seorang karyawan di perusahaan swasta Jakarta, juga merasa harga Rp 70.000 itu tidak mahal mengingat waktu tempuhnya yang tergolong cepat.

"Kereta ini kan waktu tempuhnya 50 sampai 55 menit. Jadi ketika gue buru-buru menurut gue itu enggak mahal. Cuma kalau lagi santai mending naik Damri, hemat Rp 25.000," ujar dia.

Baca juga : Jajal Kereta Bandara, Jokowi Dapat Keluhan dari Disabilitas

Baik Bambang maupun Luthfi sama-sama menyampaikan bahwa kereta akan menjadi transportasi utama yang dipilihnya untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Namun, penilaiannya itu bisa berubah apabila pelayanan kereta bandara tidak sesuai harapan awal.

"Untuk tahun ini ya (jadi prioritas), karena gue penasaran. Pertimbangannya ya kalau cepat, nyaman, dan enggak ribet prosesnya. Tapi kalau ribet lebih baik naik Damri, tinggal duduk, sampai. Kalau sekiranya memenuhi ekspektasi baru gue teruskan ke depannya, Insya Allah," ujar Luthfi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Polisi Tangkap Pemuda yang Cabuli Anak 5 Tahun di Cengkareng

Megapolitan
Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Usai Rampas Ponsel Pelanggan Warkop, Remaja di Bekasi Lanjut Begal Pengendara Motor

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Pemprov DKI Siapkan Mitigasi Cegah Risiko dan Dampak Perekonomian Setelah Jakarta Tak Lagi Ibu Kota

Megapolitan
Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Polisi Tangkap TikTokers Galihloss Buntut Konten Diduga Nistakan Agama

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Polisi Tangkap Begal Remaja yang Beraksi di Jatiasih dan Bantargebang Bekasi

Megapolitan
Jangan Khawatir Lagi, Taksi 'Online' Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Jangan Khawatir Lagi, Taksi "Online" Dipastikan Boleh Antar Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Polisi Periksa Kejiwaan Anak yang Aniaya Ibu Kandungnya di Cengkareng

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Tak Ditolong Saat Pendarahan dan Dirampas Ponselnya oleh Kekasih

Megapolitan
Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Polisi Tangkap Selebgram Terkait Kasus Narkoba di Jaksel

Megapolitan
Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Wanita Hamil yang Tewas di Kelapa Gading Ditinggal Kekasih Saat Pendarahan

Megapolitan
Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Ketua Fraksi PSI: Penonaktifan NIK Konsekuensi bagi Warga Jakarta yang Pindah ke Daerah Lain

Megapolitan
Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Bukan Transaksi Narkoba, 2 Pria yang Dikepung Warga Pesanggrahan Ternyata Mau ke Rumah Saudara

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh 'Pelanggannya' karena Sakit Hati

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibunuh "Pelanggannya" karena Sakit Hati

Megapolitan
12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com