Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

900 Pedagang Blok G Akan Dipindah ke Tempat Penampungan Sementara

Kompas.com - 04/01/2018, 18:37 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan pedagang Blok G untuk berjualan di tempat penampungan sementara yang akan dibangun PD Pasar Jaya. Namun, PD Pasar Jaya juga membuka kemungkinan tempat penampungan sementara tersebut bisa digunakan pedagang lainnya.

"Pedagang kami yang di Blok G itu 900 (pedagang), itu yang nantinya dipindah ke TPS. Mungkin kalau ada lahan sisa dan kemudian bisa menampung yang lainnya yang masih perlu ditampung, kami bisa tampung," ujar Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (4/1/2018).

Arief menjelaskan, PD Pasar Jaya sebenarnya sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang Blok G soal relokasi sementara tersebut. Namun, PD Pasar Jaya akan melakukan sosialisasi ulang.

"Sebelum diresosialisasi, saya harus dapat lahannya (TPS) dulu nih," kata Arief.

Baca juga: Blok G Akan Dirobohkan dan Dibangun Ulang, PD Pasar Jaya Masih Buat Desainnya

PD Pasar Jaya, lanjut Arief, masih mencari lahan yang sesuai kebutuhan untuk pembangunan tempat penampungan sementara, yakni 3.000 meter persegi.

Ada beberapa opsi yang dimiliki PD Pasar Jaya, yakni menyewa lahan milik Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana, teman Lulung, atau milik PD Pembangunan Sarana Jaya.

Baca juga: PD Pasar Jaya: Lahan Lulung Kekecilan untuk Tampung Pedagang Blok G

Setelah menyewa lahan dan membangun tempat penampungan sementara untuk pedagang, PD Pasar Jaya akan merobohkan dan membangun kembali Blok G Tanah Abang.

"Lahan TPS jadi, kami kemudian baru demolish yang blok G. Blok G yang depan itu usianya sudah 30 tahun," ucapnya.

Adapun opsi menggunakan lahan milik Lulung pertama kali disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Sandiaga menyebut lahan milik Lulung akan digunakan tempat penampungan sementara pedagang Blok G.

"Salah satu opsi memang milik Pak Haji Lulung," kata Sandiaga, Selasa (2/1/2018).

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno masih mempertimbangkan lokasi penampungan sementara untuk pedadang di Tanah Abang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com