Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat OK OCE Disebut Pelatihan Cuap-cuap dengan Bunga 13 Persen...

Kompas.com - 10/01/2018, 07:17 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan DKI Jakarta membahas pelaksanaan program OK OCE pada 2018 bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Selasa (9/1/2018). Dalam rapat pembahasan tersebut, berbagai pertanyaan, masukan, dan kritik disampaikan anggota Dewan.

Salah satu yang mengkritik program pelatihan kewirausahaan tersebut adalah anggota Komisi B DPRD DKI, Nur Afni Sajim. Dia mengaku menghadiri pelatihan yang digelar di kecamatan-kecamatan di Jakarta Barat, kecuali Kecamatan Tamansari.

Dari hasil pantauannya, Afni menilai, Dinas UMKM dan jajarannya tidak siap menjalankan pelatihan tersebut. Peserta pelatihan direkrut asal-asalan oleh lurah sehingga banyak peserta yang tidak mengerti pelatihan yang mereka ikuti.

"Saya bingung, ini aneh, ini pelatihan paling aneh yang pernah saya datangi. (OK OCE) ini pelatihan cuap-cuap, Pak. Saya kontrol betul di Jakarta Barat," kata Afni dalam rapat tersebut, Selasa (9/1/2018).

Baca juga: OK OCE Ini Pelatihan Paling Aneh, Ini Pelatihan Cuap-cuap...  

Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Nur Afni Sajim saat rapat Komisi B bersama Dinas UMKM DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (9/1/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Nur Afni Sajim saat rapat Komisi B bersama Dinas UMKM DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Afni mempertanyakan apa yang akan dilakukan Pemprov DKI kepada para calon wirausaha setelah memberikan pelatihan. Ia juga mempertanyakan maksud dan tujuan pelatihan OK OCE. Sebab, Dinas Perindustrian dan Energi serta Dinas Tenaga Kerja DKI telah mengadakan pelatihan yang sifatnya lebih teknis.

Menurut Afni, Dinas UMKM lebih baik mengalokasikan anggaran OK OCE untuk kebutuhan lain, seperti memperbanyak membangun lokasi binaan dan lokasi sementara untuk memfasilitasi pelaku usaha UMKM berjualan.

Selain itu, politikus Partai Demokrat itu juga menilai bunga yang ditetapkan untuk pinjaman modal peserta OK OCE terlalu tinggi.

Bank DKI memasang bunga 13 persen untuk pinjaman modal, lebih tinggi dibandingkan dengan bunga pinjaman modal yang ditetapkan bank lain.

Baca juga: Apa yang Diuntungkan dari OK OCE? Bunga Modalnya Saja 13 Persen

Afni mencontohkan, bunga pinjaman modal dari Bank Artha Graha 7 persen dan BNI 9 persen.

"Apa yang diuntungkan dengan pelatihan (OK OCE) itu? Bunganya saja 13 persen. Jadi, mana mungkin pelaku usaha sanggup meminjam kepada Bank DKI atau Jamkrida dengan bunga 13 persen," ujarnya.

Selain Afni, beberapa anggota Komisi B juga mengkritik dan menanyakan sejumlah hal, seperti target wirausaha baru yang dihasilkan dan gaji pendamping OK OCE.

Jawaban Sandiaga

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi Relawan OK OCE Melawai 16 di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memberikan sambutan dalam acara rapat koordinasi Relawan OK OCE Melawai 16 di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Sabtu (25/11/2017).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, setiap pelatihan pasti selalu disampaikan dengan berbicara. Begitu juga dengan program OK OCE. Pelatih harus bercuap-cuap untuk memberikan contoh dan motivasi.

"Kalau program cuap-cuap, ya, pelatihan itu memang seperti itu," ujar Sandiaga.

Sandiaga meminta semua pihak menghargai kata-kata, seperti yang selalu disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab, semua pekerjaan selalu berawal dari kata-kata.

Baca juga: Sandiaga: Kalau Program Cuap-cuap, Ya, Pelatihan Memang seperti Itu

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com