JAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan sopir Metromini melakukan aksi protes dan penghadangan transjakarta 1E Blok M-Pondok Labu di Jalan Fatmawati, Selasa (9/1/2018). Tak hanya sopir Metromini 610 yang memprotes trayeknya diserobot, namun sopir trayek lain seperti 69 Blok M-Ciledug, dan beberapa sopir angkot dari wilayah Timur juga datang atas nama solidaritas.
Mereka berjuang, meski tahu sudah di akhir usianya.
"Waktu itu ditetapkan Metromini terakhir sampai 2017, kemudian diundur lagi sampai 2018, dan katanya 2019. Ya kami ikuti, perpanjang trayek untuk 2018. Tapi kenapa pemerintah enggak sabar sih, transjakarta sudah dikasih jalan, padahal kami masih ada?" kata Ganda, perwakilan sopir Metromini 610.
Akhir kejayaan mereka sebenarnya tak mutlak disebabkan persaingan dengan transjakarta. Mereka mulai merasakan sepinya penumpang sejak meledaknya bisnis aplikasi transportasi. Khusus Metromini 610, menurunnya minat penumpang diperparah kemacetan Jalan Fatmawati imbas proyek mass rapid transit (MRT).
Baca juga: Pengemudi Metromini Hadang Bus Transjakarta di Jalan Fatmawati
Sepinya penumpang ditambah waktu tempuh yang lebih lama, membuat trayek 610 yang hanya tujuh kilometer, hanya bisa tiga atau empat rit setiap harinya.
"Untuk setoran hari-hari saja susah sekarang," ujar Ganda.
"Sekarang ada transjakarta, padahal kami pemasukan sudah sedikit, dan habis keluar banyak untuk perpanjang trayek," kata Ganda.
Baca juga: 2 Anggota Dishub Redam Amarah Puluhan Sopir Metromini di Fatmawati
Dulu, sekitar 100 bus 610 yang beroperasi tiap harinya. Namun, seiring kebijakan pengurangan unit, kini hanya 40 bus yang beroperasi setiap harinya. Unit yang ingin memperpanjang trayeknya, harus membawa izin trayek mobil lain.
"Kami ikuti mau pemerintah, mau perpanjang trayek, kami ikuti syaratnya. Uji kir kami ikuti, kami habis lagi untuk dandani mobil," ujar Ganda.
Baca juga: Armadanya Dihadang Sopir Metromini 610, Ini Tanggapan Transjakarta
Garda menyayangkan pemerintah tetap membuka perpanjangan trayek bagi Metromini 610 dan di saat yang bersamaan mengoperasikan transjakarta. Ia mengusulkan transjakarta sebaiknya membuka trayek di rute yang sudah mati seperti Blok M-Cinere atau Lebak Bulus-Kalideres.
Baca juga: Sopir Metromini 610 Protes karena Harus Bersaing dengan Transjakarta
Ia telah menyampaikan seluruh keluhan dan usulan dalam surat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Dinas Perhubungan, PT Transjakarta, dan kepolisian.
Respons pemerintah
Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan, trayek transjakarta 1E sudah berdasarkan izin dan instruksi Dinas Perhubungan DKI Jakarta.