Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Narkoba, Penghuni Rusun Cipinang Besar Sudah Berulang Kali Diusir

Kompas.com - 10/01/2018, 21:12 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghuni Rusun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur yang kedapatan konsumsi narkoba telah berulang kali diminta keluar dari rusun. Namun, upaya warga kerap tidak direspons hingga mendapat perlawanan.

"Kami melanjutkan laporan BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) DKI dan berupaya menindak sesuai dengan aturan dan peraturan Gubernur. Langkahnya dengan melakukan pengosongan unit hunian," ucap Kepala Unit Rumah Susun Cipinang Dinas Perumahan, Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Daerah Khusus DKI Jakarta Septalina Purba kepada wartawan, Rabu (10/1/2018).

Baca juga : Empat Penghuni Rusun Cipinang Besar Selatan Dikeluarkan karena Konsumsi Narkoba

Upaya pengosongan empat unit hunian Blok D di Rumah Susun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, diawali dari penangkapan warga Blok C pada Oktober lalu oleh polisi. Warga tersebut menggaku membeli narkoba dari seseorang di Blok D.

BNNP DKI kemudian menggelar sidak dan tes urine. Hasilnya ada tiga warga di Blok D yang terindikasi menggunakan narkoba atas nama Denny, Rudi, dan Amsori. 

Lina menceritakan, sejak terungkap ada warga yang mengonsumsi narkoba, pada 4 Desember pihaknya sudah memberikan surat untuk pengosongan, namun upaya tersebut tidak mendapat respons.

"Tanggal 4 Desember diberikan surat pengosongan dan pada 6 Desember kami membuat laporan terkait tindak lanjut hasil BNNP DKI tapi mereka tidak bersedia keluar dari rusun,"  terang Lina.

Baca juga : Dua Karyawan Rusun Diusir dari Rusun karena Terkait Narkoba

Selanjutnya, pada 11 Desember, ketiga istri dari penghuni meminta diberikan waktu hingga 20 Desember 2017 dengan alasan mencari kontrakan baru, karena pada 21 Desember akan dilakukan pengosongan. Tapi hal tersebut juga tidak terlaksana dan Amsori bersurat untuk meminta penundaan.

"Disposisi pimpinan untuk menegakkan aturan yang terkena narkoba tidak diperkenankan tinggal. Pada 21 Desember kami melakukan upaya pengosongan, namun di lapangan kami mendapat perlawanan, mereka dibantu pihak luar yang menurut informasi merupakan preman Pasar Gembrong," papar Lina.

Lina menjelaskan bahwa Blok D Cipinang Selatan Besar, Jakarta Timur, memang terkenal eksklusif di bandingkan blok lainnya. Hal ini lantaran adanya beberapa warga yang diduga dekat dengan preman di pasar Gembrong

"Eksklusif maksudnya sulit ditembus, jadi mereka seperti membuat kampung sendiri dan banyak keterkaitan unsur kekeluargaan," ucap Lina.

Untuk tim pengamanan, lanjut Lina, dilakukan oleh suami kakaknya Rudi, sementara ketua RT di sana juga dijabat oleh istrinya Rudi. Lalu Ansori masuk dalam anggota yang diketahui bapaknya merupakan salah satu preman di Pasar Gembrong yang di bawah pimpinan seoran bernama Mercy.

"Jadi mereka seperti punya keamanan sendiri, tidak sembarang orang bisa masuk ke sana. Kita pun sulit untuk melakukan pengecekan," kata Lina.

Sementara untuk masalah peredaran narkoba, Lina mengakui sejauh ini dari laporan kepolisian dan BNNP belum ditemukan adanya bandar di sana, masih sebatas pemakai. Namun hal tersebut akan terus dikembangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Dua Korban Tewas Kecelakaan Tol Cikampek Km 58 Asal Depok Dimakamkan di Ciamis

Megapolitan
Lansia yang Ngaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Lansia yang Ngaku Diperkosa Ponsel Diduga Punya Masalah Kejiwaan

Megapolitan
Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Pakai Mobil Dinas ke Puncak, Pejabat Dishub DKI Disanksi Tak Dapat Tunjangan 2 Bulan

Megapolitan
98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

98.432 Pemudik Sudah Kembali ke Jakarta Naik Kereta Api via Stasiun Pasar Senen

Megapolitan
Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Dishub DKI: 80 Persen Pemudik Sudah Pulang, Lalu Lintas Jakarta Mulai Padat

Megapolitan
Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Wanita di Jaksel Sempat Cekcok dengan Kekasih Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil 'Live' Instagram

Perempuan di Jaksel Bunuh Diri Sambil "Live" Instagram

Megapolitan
Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Alibi Pejabat Dishub DKI Pakai Mobil Dinas ke Puncak: Jenguk Teman yang Sakit

Megapolitan
Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Pejabat Dishub DKI Dicopot Usai Pakai Mobil Dinas ke Puncak dan Buang Sampah Sembarangan

Megapolitan
Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Megapolitan
Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com