Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penarik Becak yang Tak Punya Pilihan Lain untuk Nafkahi Keluarga

Kompas.com - 17/01/2018, 09:58 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Karso (56) warga Warakas terus mengayuh becaknya menempuh jalan raya Warakas menuju jalan Bahari. Wajahnya mantab menatap ke depan dan kakinya terus mengayuh becak meski di usia yang tidak lagi muda.

Karso menjadi salah satu dari beberapa penarik becak di kawasan Warakas yang masih setia menjadikan profesi ini sumber penghasilan.

"Dari pada menganggur tidak bekerja, mending menarik becak. Halal," ucap Karso ketika ditemui Selasa, (16/1/2018).

Karso menyadari dirinya sudah tidak sekuat dulu untuk mengayuh. Namun ia juga tidak bisa memungkiri, menarik becak adalah satu-satunya yang ia tahu untuk mendapatkan uang guna menafkahi keluarganya.

"Kalau mau narik bajaj, tidak bisa. Kalau mau kerja lain terbatas umur. Berat meninggalkan becak karena ini sudah mata pencaharian sehari-hari," ucap Karso yang sudah menarik becak belasan tahun.

Baca juga : Kehadiran Becak di Ibu Kota yang Diperdebatkan sejak Dulu...

Mi'at (60) penarik becak di Kampung Bahari mengungkapkan saat ini becak memang jarang dilirik. Jenis transportasi lain terutama ojek online membuat pendapatannya menurun.

Warga menawar harga sebelum menggunakan becak di kampung Bahari, Tanjung Priok Selasa (12/1/2018). Becak masih menjadi pilihan warga untuk moda transportasi alternatif.Kompas.com/Setyo Adi Warga menawar harga sebelum menggunakan becak di kampung Bahari, Tanjung Priok Selasa (12/1/2018). Becak masih menjadi pilihan warga untuk moda transportasi alternatif.

Namun Mi'at yakin becak akan tetap dilirik untuk kebutuhan tertentu. Ia mulai menarik becak sejak siang hari karena menghindari jadwal penertiban petugas.

"Misalnya bawa orang ke rumah sakit, untuk lahiran. Paling cepat di sini (Kampung Bahari) panggil becak. Atau baru datang dari terminal bawa barang banyak ya pilihannya becak," ucap Mi'at.

Muhaimin (60) penarik becak di Semper Barat yang sudah menarik becak sejak tahun 1973 menceritakan bagaimana becak dulu sempat jadi primadona. Lalu ada peraturan daerah dari gubernur-gubernur Jakarta terdahulu yang melarang keberadaan becak.

Baca juga : Tukang Becak Menunggu Perwujudan Rencana Anies

Penarik becak di stasiun Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di JakartaKompas.com/Setyo Adi Penarik becak di stasiun Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa (16/1/2018). Perhatian terhadap penarik becak kembali diberikan oleh Gubernur Anies Baswedan. Ia berharap becak tetap beroperasi di rute khusus di Jakarta

Muhaimin menceritakan dari ribuan becak, saat ini hanya sisa puluhan di wilayah Semper. Masing-masing penarik becak memiliki sendiri becak yang digunakan dengan modal membeli becak Rp 700 ribu sampai Rp 800 ribu.

"Penumpang saat ini berkurang, 90 persen bahkan. Kadang sehari bahkan tidak ada sama sekali. Tapi tetap milih narik becak, tahunya ya hanya ini. Keluarga makan apa kalau tidak kerja," ucap Muhaimin.

Baca juga : Anies: Jangan Berimajinasi Becak Akan Ada di Jalan-jalan Utama Jakarta

Muhaimin dan penarik becak lain berharap ada perhatian yang nyata dari pemerintah mengenai keberadaan mereka. Mereka hanya berharap tidak ada lagi larangan untuk becak beroperasi. Mereka pun sebagian menyetujui bila nantinya ada rute khusus bagi mereka beroperasi.

Sebelumnya Gubernur Anies Baswedan mengungkapkan akan membuat peraturan agar becak diperhatikan dan tidak dihilangkan keberadaannya. Anies yakin becak masih dibutuhkan terutama untuk angkutan lingkungan seperti di perumahan dan perkampungan.

Kompas TV Demo Pengemudi Becak Motor Tolak Angkutan “Online”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com