JAKARTA, KOMPAS.com - Pujiana dan Wakidi, dua warga Ponorogo, mengaku menghabiskan waktu selama 27 hari untuk berjalan kaki dari Ponorogo menuju Jakarta. Mereka berangkat sejak 9 Desember lalu untuk membawa pesan antikorupsi.
Hari ini merupakan hari terakhir mereka di Jakarta dan akan kembali ke Ponorogo dengan menggunakan kereta. Sebelum ke Stasiun Pasar Senen, mereka datang ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Alhamdulillah kami bisa diterima oleh yang terhormat Pak Gubernur DKI Anies Baswedan. Hari ini kami mohon pamit," ujar Pujiana di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (18/1/2018).
Sebelum ke Balai Kota, Pujiana dan Wakidi lebih dulu mendatangi Komisi Pemberantas Korupsi (KPK). Mereka melaporkan masalah korupsi di tempat asal mereka. Pujiana juga mengaku mendatangi Istana.
Baca juga : ICW Nobatkan Najwa Shihab Jadi Tokoh Publik Antikorupsi 2017
Pujiana dan Wakidi mengaku mengagumi Anies sebagai sosok yang bersahaja, dekat dengan rakyat cilik, dan rajin beribadah.
"Makanya kami aktivis antikorupsi dari Ponorogo ini memberi dukungan ke Pak Anies untuk jadi sampling. Pak anies memimpin dengan fokus kepada antikorupsi," kata Pujiana.
Pujiana bercerita banyak hal yang dibicarakan saat bertemu dengan Anies. Salah satunya adalah menanamkan ideologi antikorupsi di tengah masyarakat.
Baca juga : Tujuh Alasan Koalisi Antikorupsi Laporkan Hakim Praperadilan Novanto ke MA
Kata Pujiana, pemerintah berhasil mengampanyekan keluarga berencana dengan slogan dua anak cukup. Dia yakin kampanye yang sama bisa diterapkan pada bidang antikorupsi ini.
"Saya yakin di Jakarta akan mampu menanamkan ideologi antikorupsi cara yang tadi kami contohkan. Misalnya koruptor dipasang fotonya yang sudah divonis tapi ini kami serahkan ke Pak Anies," kata Pujiana.