Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Pengungsi asal Afghanistan dan Sudan yang Bertahan Hidup di Trotoar Kalideres

Kompas.com - 19/01/2018, 10:41 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di atas trotoar sempit depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat berjejer alas-alas kardus dan juga terpal. Puluhan pengungsi pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan menjadi "penghuni" trotoar tersebut selama sebulan ke belakang.

Keputusan para pengungsi itu untuk tinggal di trotoar bukannya tanpa alasan. Mereka datang ke Indonesia lantaran perang yang terus berkecamuk di negaranya.

"Saya datang ke Indonesia sudah tiga bulan lalu, perang masih berlangsung. Di sana tidak aman. Tapi sekarang saya di sini (trotoar) sudah 28 hari," ujar salah seorang pengungsi asal Afghanistan bernama Ahmad Babakhir, Kamis (18/1/2018).

Ahmad datang ke Indonesia melalui jalur resmi, melaui sebuah agen perjalanan. Namun, nasibnya tak begitu mujur lantaran agen tersebut membawa kabur paspornya.

Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.

Ahmad juga kemudian kehabisan uang sehingga tak mampu menyewa tempat tinggal dan kini bersama dengan puluhan pengungsi lainnya terdampar di trotoar depan Rumah Detensi Imigrasi Kalideres.

Baca juga : Puluhan Pengungsi Afghanistan dan Sudan Tinggal di Trotoar Kalideres

Tujuan Ahmad dan pengungsi lainnya cuma satu, yakni agar bisa ditempatkan di dalam rumah detensi tersebut.

"Saya dan pengungsi lainnya di sini cuma minta imigrasi kasih kami tempat untuk bernaung di dalam. Kami di sini (trotoar) karena enggak punya pilihan, kami enggak punya uang lagi," tutur Ahmad.

Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.

Menurut keterangannya, perwakilan pengungsi yang sudah fasih berbahasa Indonesia telah bertemu dengan pihak imigrasi dan menyampaikan keinginan para pengungsi.

"Namun, imigrasi bilang kalau di dalam sudah tidak ada ruang kosong buat kami. Mereka bilang kalau nanti sudah ada kami baru bisa masuk," terang Ahmad.

Ahmad melanjutkan, kebutuhan para pengungsi akan sebuah tempat bernaung yang aman semakin mendesak. Sudah sebulan lebih pengungsi tinggal di trotoar, tetapi belum ada kabar baik dari pihak imigrasi.

"Kami memohon kepada semuanya, tolong bilang ke pihak imigrasi untuk membolehkan kami, para pengungsi tinggal di dalam. Di sini semakin berbahaya, apalagi ada anak-anak dan perempuan," ungkap dia.

Baca juga : Cerita Pengungsi Asal Afghanistan yang Tinggal di Trotoar Kalideres

Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.

Dibantu banyak orang

Para pengungsi ini belakangan viral di media sosial. Banyak bantuan yang diberikan kepada mereka. Mulai dari makanan, minuman, kasur, selimut, pakaian, hingga kerudung diberikan oleh warga sekitar maupun orang yang kebetulan melintas di jalan.

"Untuk makanan kita enggak kekurangan. Orang-orang di sini sangat baik, kami sering diberikan makanan, biskuit, nasi, dan lainnya," ungkap Ahmad.

Kendati demikian, hal tersebut tak lantas membuat kondisi mereka lebih baik. Mereka tidur hanya beralaskan kardus, tanpa atap, dan ditemani polusi serta bisingnya kendaraan di jalanan.

"Kami enggak bisa terus-terusan di sini (trotoar), ada anak-anak dan perempuan di sini. Berbahaya bagi mereka, makanya kami minta imigrasi sediakan ruang buat kami," ucap Ahmad.

Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Puluhan warga Afghanistan dan Sudan menempati trotoar di depan Rumah Detensi Imigrasi, Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (18/1/2018). Para warga negara asing (WNA) ini sudah menempati trotoar selama kurang lebih satu bulan.

Baca juga : Saat Hujan, Pencari Suaka asal Afghanistan dan Sudan Kesulitan Cari Tempat Berteduh

Dilihat dari kondisi para pengungsi saat ini, mereka juga membutuhkan obat-obatan. Sebab, tinggal selama sebulan di trotoar membuat mereka rentan dengan penyakit.

Bahkan, di sana terdapat bocah berusia dua tahun bernama Sami asal Sudan yang mengalami patah tulang di bagian kaki dan belum mendapatkan perawatan.

"Ini Sami. Dia patah tulang saat bentrok dengan kepolisian di Sudan," kata Ibu Sami lirih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com