Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Berburu Paspor Kilat di Monas, Datang Pagi-pagi, Berdesakan hingga Tak Kebagian Kuota

Kompas.com - 21/01/2018, 10:29 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ribuan orang memenuhi kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/1/2018). Warga, sejak pukul 02.00 WIB, sudah berdatangan untuk antre membuat paspor di pelayanan paspor simpatik dalam acara Festival Keimigrasian Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.

Saking banyaknya yang mengurus paspor itu, warga pun berdesak-desakan. Banyak dari mereka ternyata tidak kebagian karena kuota yang disediakan telah habis.

Sempat terjadi aksi dorong-dorongan antara warga dan petugas keamanan pelayanan paspor yang dibantu aparat. Warga berebut mendapatkan formulir yang dibagikan petugas pelayanan paspor.

Pembagian formulir terlihat tidak dilakukan dengan benar karena warga tidak mengantre dengan tertib.

"Sampaikan kuotanya sudah habis, sudah cukup," teriak seorang petugas polisi di lokasi, Minggu pagi.

"Pak jangan ditarik Pak, jangan ditarik," kata salah seorang warga dari antrean kerumunan tersebut.

(Baca juga : Berburu Paspor Kilat di Monas, Warga Berdatangan dari Jam 2 Pagi)

Bowie, salah satu warga yang mengantre, mengaku datang ke Monas setelah mengetahui informasi itu dari media sosial Dirjen Imigrasi.

"Saya tanya di Twitter sama FB, terus disuruh ke sini. Sebelumnya sudah pernah coba lewat online tapi penuh terus," kata Bowie.

Menurut Bowie, belum sampai dua jam setelah tiba pukul 08.00 WIB tadi, dia sudah tidak kebagian kuota. Dia juga tak mendapat informasi bahwa pelayanan paspor simpatik di acara ini ternyata dibatasi dengan kuota.

"Katanya tutupnya jam 15.00 WIB tapi baru jam segini sudah habis," ujarnya.

Dia mengaku kecewa dengan pengaturan antrean mengurus paspor di lokasi tersebut.

(Baca juga : Sandiaga: Fenomena Milenial, Nabung untuk Traveling)

Dirjen Imigrasi Ronny F Sompie mengatakan, pihaknya hanya menyediakan 1.600 kuota dalam pelayanan paspor simpatik di acara ini.

"Namun, kami laporkan Bapak Menteri, antusiasme masyarakat Jakarta cukup banyak, mereka sudah sejak jam 05.00 WIB antri dan infonya sudah sekitar 2.000 (orang)," ujar Ronny dalam sambutan di hadapan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Acara ini turut dihadiri Yasonna dan jajaran pejabatnya, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno dan 12 perwakilan negara sahabat.

Pelayanan paspor hari ini, lanjut Ronny, dilayani oleh pegawai dari kantor imigrasi se-Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Pelayanan simpatik ini juga dalam rangka mencukupi kebutuhan pelayanan paspor di luar hari kerja bagi masyarakat, yang tidak bisa mengajukan permohonan. Pelayanan akan ditutup pukul 15.00 WIB.

"Ini kesempatannya. Maka kami akan mencari solusi apabila kuotanya tidak menampung kebutuhan masyarakat, kami akan mencari solusi bersama Direktur Lalu Lintas Keimigrasian," ujar dia.

 

Kompas TV Penundaan paspor dilakukan karena tidak sesuai dengan prosedur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com