Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2018, 11:10 WIB
David Oliver Purba

Penulis

"Saya ekspedisi Jakarta-Malaysia, itu mau dikemanain bongkar muatnya kalau jalan ditutup seperti itu. Pagi sampai siang waktunya bongkar muat. Saya rugi puluhan juta," ujar Desi saat ditemui di kawasan Pasar Tanah Abang.

Baca juga: Pengusaha Ekspedisi Menjerit karena Kebijakan Baru di Tanah Abang

- pedagang Blok G

Pedagang Blok G juga mempertanyakan kebijakan Anies-Sandi yang mengakomodasi PKL berjualan di badan jalan.

Mereka heran mengapa Anies-Sandi tidak memindahkan PKL tersebut ke Blok G yang saat ini kosong agar menjadi ramai.

Mereka juga membandingkan penataan Anies-Sandi dengan penataan Blok G yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Para pedagang menilai, Jokowi dan Ahok lebih tegas menindak PKL dan menata para pedagang yang sudah ada.

"Ini kebijakannya lucu, sudah tahu yang mematikan Blok G itu PKL. Dulu, ya, kami ini mantan PKL yang dipindahkan ke sini. Tetapi, sekarang PKL diberi tempat khusus. Ya, pasti semakin parahlah," ujar Saifudin saat ditemui di Blok G Pasar Tanah Abang, Jumat (22/12/2017).

Baca juga: Sandi Siapkan Konsep Penampungan 3 Lantai untuk Pedagang Blok G

Harapan Anies-Sandi bahwa dengan mengakomodasi PKL berjualan di badan jalan akan membuat trotoar di sekitarnya steril berbeda dari kenyataan.

Di lapangan, masih cukup banyak PKL yang berjualan di trotoar, tepatnya di pintu keluar Stasiun Tanah Abang.

Bahkan, para PKL yang hendak ditertibkan petugas Satpol PP mulai berani melawan. Mereka meminta  diberikan lapak seperti PKL yang berjualan di badan jalan saat ini.

Mereka mengatakan, PKL yang mendapatkan lapak merupakan pedagang kaya yang sebelumnya telah memiliki kios di Tanah Abang.

Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Para pengemudi angkutan umum berbagai jurusan Tanah Abang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Senin (22/1/2018). Mereka tidak terima dengan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan demi pedagang kaki lima.

- sopir angkot

Akibat ditutupnya Jalan Jatibaru, para sopir angkot Tanah Abang melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota, Senin (22/1/2018). Para sopir merasa, penutupan jalan dan pengoperasian transjakarta telah menggerus pendapatan mereka lebih dari 50 persen.

Dalam aksinya, mereka menuntut agar Pemprov DKI membuka kembali jalan tersebut.

Saat pertemuan dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, perwakilan sopir mengatakan, Andri tidak bisa memenuhi tuntutan tersebut.

Baca juga: Kadishub DKI Rayu Sopir Angkot Tanah Abang Ikut OK Otrip

Sejumlah opsi diberikan, seperti penawaran agar para sopir ikut program OK Otrip. Andri juga menawarkan opsi aturan pelat nomor polisi ganjil genap.

Ide ganjil genap tercetus karena permintaan para sopir agar rute Tanah Abang dibagi dua, melewati kolong jalan layang dan melintasi jalan layang.

Para sopir merasa opsi ganjil genap bukan merupakan solusi. Untuk tawaran OK Otrip, para sopir angkot masih harus berembuk dengan sopir lainnya.

"Kalau itu sudah jelas ibaratnya kami enggak terlalu capek lagi. Jadis gaji sudah sekian. Tetapi, benar juga karena ini produk yang ditawarkan jadi belum tahu pasti harus dipertimbangkan. Tetapi, harapannya tetap jalurnya dibuka kembali," ujar perwakilan sopir angkot M08, Gorlin.

Kompas TV Setelah melakukan investigasi atas penataan pedagang kaki lima di Tanah Abang, Ombudsman berencana memanggil sejumlah pihak yang berkepentingan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com