Pengubahan konsep perumahan ini pun, menurut dia, telah melalui proses perizinan yang panjang.
Padahal, saat itu sudah ada sejumlah konsumen yang memesan unit hunian dan membayarkan uang muka alias DP.
Sebagai wujud tanggung jawab pengembang, konsumen yang telah membayarkan DP tetap akan mendapatkan hunian di proyek apartemen yang akan dibangun PT GUT.
"Jadi sistemnya konversi, konsumen dapat apartemen dengan harga rusunami," kata Anas.
Tak berjalan mulus
Meski konsep bisnis telah berubah, Anas mengatakan, proyek pembangunan apartemen pun tak semulus yang direncanakan.
"Dengan mengubah konsep ini kami tidak usah mulai dari 0 lagi. Tahun 2013 kami mulai kerjakan pondasi dan konstruksinya. Tapi saat itu kondisi bisnis properti tengah lesu, itu jadi kendala kami tak melanjutkan pembangunan hingga sekarang," kata dia.
Mengenai masalah ini, Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan meminta PT GUT segera memberikan kepastian.
Meski menurut perjanjian konsesi (izin menggunakan lahan pemerintah) PT GUT masih berlaku hingga tahun 2019, Yoory meminta PT GUT memberikan kepastian pada bulan Februari 2018.
Yoory bahkan telah memikirkan sejumlah opsi jika proyek mangkrak tersebut batal dijalankan.
Ia berencana membangun hunian komersil yang dikerjasamakan dengan pengembang lain atau mengikutkan lahan tersebut pada program rumah DP 0 rupiah.
Proyek dilanjutkan
Anas Bahfen mengatakan, proyek pembangunan apartemen Pondok Kelapa Village yang mangkrak sejak 2013 akan dilanjutkan.
Anas menyampaikan, di lahan seluas 1,5 hektar tersebut, pihaknya telah membangun fondasi dan tiang pancang.
Baca juga : PT GUT: Kalau Bertemu Partner yang Pas, Kami Bangun Apartemen Pondok Kelapa Village
Kondisi bisnis properti yang tak stabil yang membuat pihaknya ragu-ragu melanjutkan proyek yang dibangun di samping lahan program rumah DP Rp 0 itu.