Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

452 Taksi "Online" di Tangerang Selatan Jalani Uji KIR

Kompas.com - 02/02/2018, 06:08 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengusulkan kuota taksi online di Tangerang Selatan adalah 562 unit. Namun, belum semua kendaraan terdata melakukan uji KIR sejak 2016 hingga awal 2018 ini.

"Dari jumlah tersebut, baru 452 kendaraan sewa online yang melakukan uji KIR di kantor UPT KIR kami," kata Kasie KIR Kota Tangerang Selatan, Hikmat, Kamis (1/2/2018).

Ia mengatakan, uji KIR taksi online paling banyak dilakukan pada 2016, sebab saat itu aturan taksi online untuk uji KIR baru diluncurkan.

Selama 2017, 51 taksi online melakukan uji KIR dan 14 taksi online melakukan uji KIR pada awal 2018.

Baca juga: Soal Aturan Taksi Online, Ini Komentar PT Go-Jek

Meski demikian, ia menyayangkan ratusan taksi online yang tidak melakukan uji KIR secara berkala, padahal mereka sudah mengikuti uji KIR. Dari 452 taksi online, 425 diantaranya tidak melakukan uji KIR berkala yang semestinya dilakukan setiap enam bulan sekali.

“Tentu kami sesalkan ini, kenapa menjadi tidak serius menjamin perlindungan keselamatan kendaraan yang digunakan untuk angkutan orang ini,” kata Hikmat.

Seharusnya, lanjutnya, pengemudi taksi online mematuhi Peraturan Menteri (PM) Perhubungan 108 untuk memastikan keselamatan penumpang.

Kabupaten Tangerang

Hal sebaliknya justru terjadi di Kabupaten Tangerang. Belum satu pun taksi online yang melakukan uji KIR, padahal kuota yang diberikan BPTJ 2.952 unit kendaraan.

"Sampai saat ini belum pernah ada taksi online yang mengikuti uji KIR di kami,” ucap Kasubbag TU KIR Kabupaten Tangerang, Bambang Dwi Putranto.

Dari 51.461 kendaraan yang uji KIR di UPT KIR Balaraja selama 2017, tidak satu pun tercatat sebagai taksi online. Kebanyakan didominasi kendaraan barang, bus, dan mobil penumpang.

Baca juga: Jalankan Fungsi Angkutan Umum, Pengemudi Taksi Online Diimbau Patuhi PM 108

“Mobil penumpang itu taksi, tetapi bukan yang online. Jumlahnya hanya 241 kendaraan,” kata Bambang.

Meski demikian, pihaknya siap melakukan uji KIR kepada taksi online.

“Tentu kami sudah siap untuk itu, tetapi sampai sekarang belum ada yang mendaftar,” ujarnya.

Kompas TV Meski Permenhub 108 berlaku Februari ini tetapi hal itu tidak serta merta langsung memberikan keuntungan bagi perusahaan taksi konvensional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com