Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarawan Minta Presiden Jokowi Perhatikan Rumah Cimanggis

Kompas.com - 02/02/2018, 12:25 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (2/2/2018) ini, menghadiri Dies Natalis Uniersitas Indonesia (UI) di Depok, Jawa Barat. Begitu mengetahui agenda tersebut, Komunitas Sejarah Depok melakukan aksi unjuk rasa berupa memakai topeng bergambarkan wajah Jokowi sambil membawa tulisan berpesan "#SelamatkanRumahCimanggis Jadikan Rumah Cimanggis Museum".

Mereka meminta Jokowi mempertahankan Rumah Cimanggis yang merupakan bagunan dari masa penjajahan Belanda. Bangunan itu terancam digusur karena di lokasi yang sama akan dibangun kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).

Baca juga : Rumah Cimanggis Peninggalan VOC Diusulkan Jadi Museum Sejarah Depok

"Presiden harus diingatkan bahwa aset sejarah nasional yang berharga tengah terancam. Kebetulan pagi ini Presiden Jokowi datang ke acara Dies Natalis UI Depok. Sebab itu kami ingin sambut dengan aksi kultural, aksi bertopeng Jokowi," kata sejarawan JJ Rizal.

Aksi tersebut di lakukan di dalam kawasan kampus UI.

"Harapan kami dengan aksi ini maka Pak Jokowi menjadi ngeh (tahu) bahwa kasus Rumah Cimanggis seperti juga kasus Pasar Cinde, Bastion Zeeburg, menjelaskan bahwa UU Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010 tinggal menjadi macan kertas," kata Rizal.

Menurut Rizal, pemerintah seharusnya menjadi teladan dalam menjalankan amanah UU Cagar Budaya. Negara seharusnya melestarikan cagar budaya, bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya.

"Aksi kami ini ingin mengingatkan agar Pak Jokowi tidak lupa sejarah. Ingat janjinyanya dalam Nawacita butir ke delapan agar menghargai dan belajar dari sejarah," kata Rizal.

Pengamat sejarah dan cagar budaya yang juga hadir dalam aksi itu, yaitu Bambang Eryudhawan menyebutkan, persoalan Rumah Cimanggis bukan persoalan lokal Depok, Jawa Barat. Kasus Rumah Cimanggis merupakan puncak gunung es dari persoalan abainya pemerintah terhadap situs-situs sejarah di Indonesia.

Kasus Pasar Cinde yang dirobohkan di Palembang, Sumatera Selatan; Bastion Zeeburg di kawasan Pasar Ikan, Jakarta; dan belakangan situs sejarah Singasari di Malang, Jawa Timur, menunjukkan bahwa proyek infrastruktur raksasa pemerintah dan swasta mengorbankan situs-situs cagar budaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com