JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha angkot Tanah Abang masih akan terus diajak bicara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penerapan OK Otrip. Pasalnya, masih ada beberapa poin dalam sistem OK Otrip yang akan merugikan mereka.
Hal ini berbeda dengan kondisi yang akan dialami sopir angkot OK Otrip.
"Sopir jelas menyambut karena mereka enggak pusing lagi, gaji dijamin. Tapi yang masih belum kan untuk pemilik (angkot), pemilik yang hadir ini cuma dua-tiga orang," ujar Petrus Tukimin, pemilik angkot M08 dari koperasi Kolamas, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/2/2018).
Perwakilan sopir dan pemilik angkot Tanah Abang memang bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kemarin. Usai bertemu Sandi, mereka sepakat mendukung program OK Otrip di Tanah Abang.
Mereka sepakat untuk tidak berdemo lagi menuntut Jalan Jatibaru dibuka.
(Baca juga: Sandiaga: Sopir Angkot Tanah Abang Setuju dan Dukung Program OK Otrip)
Petrus yang juga merupakan anggota Organda menjelaskan hal apa yang masih belum disepakati pengusaha angkot. Angkot yang beroperasi dalam sistem OK Otrip memiliki target perjalanan 190 km. Untuk rute OK Otrip lainnya, target ini bisa tercapai.
Namun, angkot Tanah Abang adalah rute pendek. Petrus memperhitungkan pulang pergi sopir angkot hanya menempuh jarak 10 sampai 11 kilometer saja.
Dalam satu hari, sopir paling banyak mengemudi 8 kali perjalanan. Jika dikalikan, total perjalanan dalam satu hari tidak sampai 100. Masih jauh dari target sistem OK Otrip yang 190 km per hari.
"Namun mungkin Dishub dengan Organda dan operator akan rerouting. Jemput penumpang di dalam, agar lebih panjang rutenya. Tapi itu tambahnya enggak banyak, paling dari 10 jadi 12 km (pulang pergi)," kata Petrus.
Target pun masih belum tercapai jika jarak perjalanan PP menjadi 12 km. Saat ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta masih menawarkan tarif Rp 3.459,36 per km.
Jika target 190 km sehari tercapai, pemilik akan mendapat sekitar Rp 600.000. Jika target jarak tidak tercapai, maka pemilik tidak bisa mendapat Rp 600.000.
"Kalau cuma Rp 300.000, enggak mau pasti," kata dia.
Oleh karena itu, Petrus ingin rute diperpanjang agar target tercapai. Dia tidak mau mengalami kerugian karena angkot tidak mencapai target jarak perjalanan.
Mulai Senin, Dinas Perhubungan akan memulai pembicaraan dengan pemilik angkot mengenai OK Otrip. Permasalahan yang disampaikan Petrus akan dicari jalan keluarnya.
"Nanti dibahas marathon dengan jumlah pemilik (angkot) yang lebih banyak, supaya ada kata sepakat," kata dia.