Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OK Otrip Akan Diterapkan di Tanah Abang, Ini Kekhawatiran Pengusaha Angkot

Kompas.com - 03/02/2018, 07:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha angkot Tanah Abang masih akan terus diajak bicara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penerapan OK Otrip. Pasalnya, masih ada beberapa poin dalam sistem OK Otrip yang akan merugikan mereka.

Hal ini berbeda dengan kondisi yang akan dialami sopir angkot OK Otrip.

"Sopir jelas menyambut karena mereka enggak pusing lagi, gaji dijamin. Tapi yang masih belum kan untuk pemilik (angkot), pemilik yang hadir ini cuma dua-tiga orang," ujar Petrus Tukimin, pemilik angkot M08 dari koperasi Kolamas, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (2/2/2018).

Perwakilan sopir dan pemilik angkot Tanah Abang memang bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno kemarin. Usai bertemu Sandi, mereka sepakat mendukung program OK Otrip di Tanah Abang.

Mereka sepakat untuk tidak berdemo lagi menuntut Jalan Jatibaru dibuka.

(Baca juga: Sandiaga: Sopir Angkot Tanah Abang Setuju dan Dukung Program OK Otrip)

Petrus yang juga merupakan anggota Organda menjelaskan hal apa yang masih belum disepakati pengusaha angkot. Angkot yang beroperasi dalam sistem OK Otrip memiliki target perjalanan 190 km. Untuk rute OK Otrip lainnya, target ini bisa tercapai.

Namun, angkot Tanah Abang adalah rute pendek. Petrus memperhitungkan pulang pergi sopir angkot hanya menempuh jarak 10 sampai 11 kilometer saja.

Dalam satu hari, sopir paling banyak mengemudi 8 kali perjalanan. Jika dikalikan, total perjalanan dalam satu hari tidak sampai 100. Masih jauh dari target sistem OK Otrip yang 190 km per hari.

"Namun mungkin Dishub dengan Organda dan operator akan rerouting. Jemput penumpang di dalam, agar lebih panjang rutenya. Tapi itu tambahnya enggak banyak, paling dari 10 jadi 12 km (pulang pergi)," kata Petrus.

Target pun masih belum tercapai jika jarak perjalanan PP menjadi 12 km. Saat ini, Dinas Perhubungan DKI Jakarta masih menawarkan tarif Rp 3.459,36 per km.

Jika target 190 km sehari tercapai, pemilik akan mendapat sekitar Rp 600.000. Jika target jarak tidak tercapai, maka pemilik tidak bisa mendapat Rp 600.000.

"Kalau cuma Rp 300.000, enggak mau pasti," kata dia.

Oleh karena itu, Petrus ingin rute diperpanjang agar target tercapai. Dia tidak mau mengalami kerugian karena angkot tidak mencapai target jarak perjalanan.

Mulai Senin, Dinas Perhubungan akan memulai pembicaraan dengan pemilik angkot mengenai OK Otrip. Permasalahan yang disampaikan Petrus akan dicari jalan keluarnya.

"Nanti dibahas marathon dengan jumlah pemilik (angkot) yang lebih banyak, supaya ada kata sepakat," kata dia.

Kompas TV Wakil gubernur Sandiaga Uno menawarkan program Ok-Otrip bagi para sopir, salah satunya berupa gaji bulanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com